Datang kepada Tuhan Yesus, demikianlah hasrat hati umat Tuhan dengan melangkahkan kaki ke KPPI. Walaupun hujan turun pada hari ini, namun itu tidak menyurutkan kerinduan mereka menuju Gedung Pertemuan Advent, Pancoran, Tebet.
Satu per satu umat berdatangan dan memenuhi bangku demi bangku. Sementara tepat pukul 6 sore, KPPI telah dapat disaksikan lewat siaran live streaming. Perjalanan KPPI sejak tahun 1993 pun ditayangkan diikuti dengan beberapa film kesaksian kesembuhan.
Pdt. Hanung Prasetyo memimpin jemaat untuk memuji-muji Tuhan. Dengan gembira dan bersukacita, umat Tuhan saling bersalaman seraya mengatakan Tuhan itu baik.
Sebuah film kesembuhan yang dialami Ibu Helli Sinurat menjadi sebuah kesaksian yang membangkitkan iman. Ibu Helli Sinurat yang tinggal di Bengkulu, menyaksikan KPPI lewat live streaming dan mengalami kesembuhan.
Pdt. Michico Sihite kemudian mengajak jemaat untuk membaca Matius 4 : 23-24. Ketika Tuhan Yesus hadir, maka siapapun yang datang dengan keadaan yang buruk, disembuhkan oleh Tuhan. Ya, jika Roh Allah hadir di tengah-tengah umat-Nya, sesuatu yang besar pasti Tuhan kerjakan.
Sebuah film kesaksian kembali ditayangkan menyaksikan Bapak Edward Gultom yang disembuhkan dari sakit Hepatitis A.
Pdt. Judah Pakasi kemudian maju ke depan dan menyerukan bahwa setiap umat yang hadir berada di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat juga untuk bertemu dengan Tuhan Yesus.
Firman Tuhan diberitakan dari Lukas 5 :17-26 mengenai seorang lumpuh yang dibawa naik ke atas rumah dan kemudian diturunkan di depan Tuhan Yesus dengan membongkar atap rumah dan Tuhan Yesus pun menyembuhkannya.
Kuasa Tuhan menyertai Yesus dan menyembuhkan banyak orang. Itulah Tuhan Yesus yang tetap sama, baik kemarin maupun hari ini, bahkan sampai selama-lamanya.
Sama seperti orang lumpuh dan beberapa orang lainnya yang pada waktu itu datang pada tempat yang tepat, maka Pdt. Judah Pakasi pun mengatakan bahwa semua yang hadir malam ini juga datang pada tempat yang tepat.
Sepertinya tidak ada harapan bagi orang lumpuh ini untuk sembuh. Tidak ada kekuatan yang cukup, namun ketika ia mendengar kehadiran Tuhan Yesus, dengan pengharapan mereka menemui Tuhan Yesus. “Mari kita datang pada Tuhan Yesus,” demikian dikatakan Pdt. Judah Pakasi. Sesungguhnya mereka yang ingin bertemu Tuhan Yesus bukanlah orang-orang yang biasa, mereka adalah orang yang percaya bahwa Tuhan Yesus dapat melakukan sesuatu atas hidup mereka. Mereka percaya bahwa Yesus bukanlah pribadi yang biasa. Ketika Tuhan Yesus melihat iman mereka, Tuhan berkata dosamu sudah diampuni, oleh karena Tuhan Yesus melihat bahwa mereka bukanlah orang biasa, mereka adalah orang yang beriman. Iman telah membuat mereka kreatif dan berani bertindak untuk memanjat atap rumah.
Tidak ada yang dapat menghalangi langkah orang beriman dan mereka pun mendapatkan mujizat serta dosa mereka diampuni. Sungguh, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, juga bagi semua umat Tuhan yang hadir pada malam KPPI. Iman tidak akan menyerah, iman tidak akan memandang hambatan sebagai hambatan, sebab semua dapat dilakukan dengan iman.
“Berhenti mempertanyakan Tuhan! Berhenti dan bertobat! Percayalah kepada Tuhan,” demikian dikatakan Pdt. Judah Pakasi dan menantang jemaat untuk percaya serta mengundang Tuhan Yesus untuk masuk ke dalam hati menjadi Tuhan dan Juru Selamat.
Setelah itu, Pdt. Joseph Batubara memberitakan Firman kesembuhan. Tuhan Yesus tidak pernah mengabaikan iman. Lalu, bagaimanakah cara beriman? Iman bukanlah sesuatu yang kita pikirkan, tetapi iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita percayai. Hal yang penting adalah untuk menindaki iman, sebab iman tanpa perbuatan adalah mati.
Iman membuat perempuan yang 12 tahun mengalami pendarahan menjamah ujung jubah Tuhan Yesus dan mengalami kesembuhan. Iman juga membuat orang kusta yang berada di tengah kerumunan banyak orang tetap berusaha menggapai Tuhan Yesus dan ia pun disembuhkan.
Kita mempunyai Tuhan yang memiliki hati yang tidak terbatas. Kemudian, Pdt Joseph Batubara pun memanggil mereka yang sakit untuk maju ke depan dan didoakan. Ikut mendoakan juga, Pdt. Belinda Kosasih dan Pdt. Manasye Vinca.
Tuhan pun bekerja dan kesembuhan pun terjadi. Mereka yang sudah dinyatakan sembuh oleh tim medis kemudian menyaksikan mujizat yang mereka alami yang disampaikan juga oleh Pdt. Yakobus Febri Narotama, Pdt. Jefri Siringo-ringo, dan Pdt. Patrik Christian. Adapun mereka yang bersaksi telah disembuhkan dari sakit maag selama 2 tahun, asma selama 5 tahun, mata rabun 6 bulan, pengapuran pada kaki, pengapuran pada pinggul, asam urat, diabetes selama 27 tahun, migren, sakit perut, tidak bisa berjalan sendiri, sakit kepala, dan masih banyak lagi.
Dr. Lamrenta pun menyaksikan seorang perempuan muda yang telah tiga kali mengikuti KPPI dengan terbaring oleh karena TBC usus yang dialaminya yang membuat ia tidak bisa berjalan selama 1 tahun, kemudian mendapatkan mujizat dan dapat berjalan.
Setelah kesaksian, Pdt. Gideon mengundang jemaat yang mau menyerahkan hidupnya untuk maju ke depan dan kemudian didoakan bersama-sama.
Ya, kehadiran Tuhan telah menolong banyak jemaat yang hadir hari ini dan memberikan mereka kelepasan, keselamatan, dan kesembuhan.
Ibadah diakhiri dengan pesan agar semua jemaat kembali ke gerejanya masing-masing dan menjadi berkat di sana.
KPPI yang telah berlangsung sejak tahun 1993 diselenggarakan oleh GPPI Pondok Daud Jakarta dan merupakan pelayanan interdenominasi.