Pada saat bencana Tsunami di Aceh tahun 2004, pak Pujiono yang adalah anggota Brimob bertugas membantu evakuasi korban bencana di Aceh. Banyaknya mayat yang bergelimpangan di sekeliling membuat kondisi lingkungan sangat tidak sehat, sehingga rentan dengan sakit penyakit. Pada saat bertugas Pujiono merasakan satu kelelahan yang membuatnya susah tidur, timbul rasa mual dan kehilangan nafsu makan.
Saat kembali ke Jakarta dia masih merasakah penderitaan atas sakit ini. Pada bulan Juli 2005 dalam keadaan yang lemah dia dibawa ke rumah sakit oleh istrinya dan dinyatakan oleh dokter bahwa dia menderita hepatitis dan harus di rawat. Karena tidak bisa makan maka ia harus diinfus. Dia juga menjalani permeriksaan USG dan hasilnya terlihat ada 7 lubang pada hatinya akibat kerusakan pada struktur sel-sel hati.
Pada tanggal 27 Juli 2005 saat pak Pujiono sudah kembali ke rumah, ada seorang hamba Tuhan yang mengundangnya untuk datang ke KPPI (Kebaktian Pujian dan Penyembuhan Ilahi) di Pancoran, Jakarta Selatan. Akhirnya pada tanggal 28 Juli 2005 dia datang ke KPPI dalam keadaan perut mual, badan lemas, pusing, dan mata serta kukunya berwarna kuning.
Pada saat itu hamba Tuhan di panggung mengundang siapa saja yang menderita sakit pada dada dan mengalami gangguan pada pernafasan, bisa karena kanker atau penyakit lainnya untuk maju ke depan terlebih dahulu untuk didoakan. Pada saat itu diapun maju ke depan untuk didoakan oleh hamba Tuhan. Dia menyampaikan bahwa dada sebelah kirinya sakit sampai ke rusuk. Saat hamba Tuhan mendoakannya dia merasakan keadaanya lebih baik.
Pada tanggal 11 Agustus 2005 dia kembali datang ke KPPI dan disitulah dia merasakan kesembuhan. Dan pada tanggal 8 September 2005 untuk ke tiga kalinya ia datang ke KPPI. Dan saat dicek dokter dia dinyatakan sembuh. Puji Tuhan. Ia menyaksikan kesembuhan yang dialaminya, bahwa Tuhan telah menyembuhkannya dari penyakit hepatitis yang menyerang paru-paru dan hatinya.
Pada tanggal 11 September 2005 dia memeriksakan dirinya ke rumah sakit. Dokter melihat matanya sudah tidak kuning, perutnya sudah tidak sakit saaat diketuk-ketuk oleh dokter dan dia sudah tidak merasa mual dan sakit di perutnya. Dokete menyatakan pak Pujiono sembuh dari sakit hepatitis kronis. Puji Tuhan. Dua bulan setelah kesembuhan yang dia terima, pak Pujiono sudah dapat beraktivitas dengan normal.