Tidak ada yang lebih indah selain melihat bagaimana Allah bekerja di tengah-tengah umat-Nya, demikianlah yang dapat disaksikan pada Kebaktian Pujian dan Penyembuhan Ilahi (KPPI) yang kembali diadakan pada Kamis, 28 Juni 2018. Bertempat di auditorium Gedung Pertemuan Advent. Tuhan menyatakan belas kasihan dan kebesaran kuasaNya atas umatNya yang telah datang dari berbagai penjuru kota Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Mereka datang dengan seluruh beban mereka dan pengharapan untuk menerima mujizat Tuhan.
KPPI juga disiarkan secara live streaming melalui Facebook dan You Tube. Selain diikuti secara pribadi, beberapa kelompok telah berkumpul untuk bersama-sama mengikuti siaran live streaming KPPI di rumah mereka, seperti yang dilakukan di Kaimana, Bali, Kupang, Sumba Timur, Kalimantan Tengah, Tahuna, Pati, Jepara dan Yogyakarta.
Pdt. Petrus Bayu memimpin jemaat untuk memuji Tuhan bersama-sama. Walaupun banyak yang datang dengan pergumulan dan beban, namun jika Tuhan hadir, maka tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Sebuah film kesaksian kesembuhan ditayangkan pada pertengahan pujian, tentang Ibu Maria yang disembuhkan Tuhan dari sakit pada tulang belakang saat Pray for Bintuni. Ibu Maria yang semula tidak dapat melakukan pekerjaan berat karena rasa sakit yang dideritanya, telah dijamah oleh Tuhan dan mengalami kesembuhan.
Ratapan 3:21-25 dibacakan oleh Pdt. Michico Sihite, diikuti oleh seluruh jemaat dengan suara keras. “ Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.” Sungguh kasih setia Tuhan tetap untuk selama-lamanya bagi semua orang yang berharap kepada Tuhan.
Bangku demi bangku pun terus terisi seiring dengan puji-pujian yang juga terus dinaikkan. Sebuah film kesaksian kembali ditayangkan, bagaimana Ibu Titin disembuhkan dari mata rabun. Ibu Titin mengenal KPPI dari Facebook dan kemudian ia memutuskan untuk datang ke KPPI. Semula ia sangat sulit melihat dengan jelas tetapi luar biasa pekerjaan Tuhan yang menyembuhkannya.
Tibalah saatnya mendengarkan Firman Tuhan. Pdt. Joseph Batubara memimpin doa dan mengajak semua jemaat untuk percaya kepada Firman Tuhan. Kemudian Firman Tuhan dibacakan dari Lukas 8:22-25 tentang Tuhan Yesus meredakan angin ribut. Pada waktu itu, Tuhan Yesus ada bersama dengan murid-murid-Nya. Tuhan Yesus mengajak untuk bertolak ke seberang danau. Di tengah perjalanan, saat Tuhan Yesus tertidur, mengamuklah badai. Murid-murid merasakan kekuatiran dan membangunkan Tuhan Yesus. Murid-murid berpikir bahwa Tuhan Yesus akan membiarkan mereka celaka. Sesuatu hal yang tidak mungkin! Tuhan Yesus tidak mungkin membiarkan mereka celaka sementara Tuhan Yesus ada bersama-sama dengan mereka.
Demikianlah kerap kali kehidupan kita yang semula nampak baik namun segala sesuatu dapat terjadi dalam perjalanan hidup kita. Ketika pertama kali kita mengenal Tuhan, maka semua terlihat baik, namun bagaimanakah pada perjalanan iman kita, apakah kita masih merasakan manisnya cinta Tuhan. Kita tidak mengharapkan terjadi masalah, sakit penyakit datang, namun apa yang tidak baik seakan-akan datang dengan tiba-tiba, seperti badai yang tiba-tiba datang dan air danau yang mendadak masuk ke dalam perahu dan hampir menenggelamkan perahu. Murid-murid pun menjadi ketakutan, seperti yang juga dapat terjadi dalam kehidupan, rumah tangga, dan pelayanan kita. Segala sesuatu dapat terjadi dan sepertinya masalah itu begitu besar.
Sebenarnya murid-murid bukan orang biasa. Mereka sudah sering melihat mujizat. Tetapi ketika badai menerpa, mereka menjadi ketakutan, dan akal sehat pun hilang. Hal yang sama dapat terjadi dalam kehidupan kita sehingga membuat kita menjadi hilang harapan.
Ketika Tuhan Yesus bangun, Ia tidak bangun dalam kondisi ketakutan, tetapi Ia langsung menghardik angin dan angin pun menjadi teduh. Yesus tahu bahwa Dia dapat melakukannya, namun Ia ingin melihat iman murid-muridNya.
Jika kita mengalami persoalan, dimanakah kepercayaan kita? Seolah-olah Tuhan hendak berkata bahwa bukankah Tuhan bersama dengan kita? Firman Tuhan ini berbicara pada 2 golongan: pertama, pada kita yang sudah percaya tapi ketika masalah datang seakan Tuhan tidak sanggup menolong kita. Kita sebagai orang percaya, tiap-tiap hari harus semakin mengenal Tuhan dan semakin percaya.. Kedua, orang yg belum mengundang Tuhan Yesus dalam bahtera hidupnya sehingga ketika menjalani kehidupan dan badai datang, maka tidak akan mampu menjalani. Sebab dosa begitu kuat membelenggu. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Kita harus mengundang Tuhan Yesus masuk ke dalam bahtera hidup kita.
Pdt. Joseph Batubara kemudian menantang mereka mengundang Tuhan Yesus masuk ke dalam kehidupan mereka.
Setelah doa dinaikkan, Pdt. Yohanes Nugroho memberitakan Firman kesembuhan.
Siapakah Tuhan Yesus? Dia adalah yang menciptakan langit dan bumi dan manusia. Dia berkuasa. Tetapi Ia turun kemuka bumi dan disalibkan oleh karena dosa kita. Mengapa? Karena Dia mengasihi kita semua. Ketika kita mengalami kepedihan, maka Dia memperhatikan kita semua. Dia sudah menanggung semua dosa dan penderitaan kita. Dia berkuasa untuk melenyapkan semua sakit kita.
Ada kisah tentang 2 orang buta yang terus berteriak memohon belas kasihan Tuhan.
Tuhan Yesus tidak bisa tinggal diam, ketika Ia mendengar umat-Nya berteriak. Hati Tuhan Yesus pun tergerak oleh belas kasihan dan menyembuhkan mereka.
Sungguh, apapun penyakit kita, Tuhan sanggup menyembuhkan kita. Belas kasihan-Nya tidak berubah. Doa kesembuhan dinaikkan oleh Pdt. Yohanes Nugroho dan Pdt. Hisar Manurung. Mereka yang sakit kemudian maju ke depan dan didoakan. Tuhan Yesus menjawab doa. Ada begitu banyak yang disembuhkan dari sakit. Tidak hanya mereka yang hadir pada malam itu, tetapi meka yang menyaksikan live streaming di Luwuk, Sulawesi, Yogyakarta, Maluku Tenggara, bahkan di Malaysia juga mengalami kesembuhan.
Pdp. Richard Nadapdap, Pdt. Fairy Gultom, dan Pdt. Ferdinand Rafles mewawancarai mereka yang telah disembuhkan dari sakit lambung 3 tahun, sakit pinggang selama 7 bulan akibat kecelakaan, sakit tangan kiri kebas selama 1 bulan, sakit kepala selama 20 tahun akibat kecelakaan, sakit pinggang dan perut akibat jatuh, sesak nafas, kaki kanan pincang, jantung bocor, ginjal bocor dan masih banyak lagi.
Luar biasa pekerjaan Tuhan di KPPI. Setelah itu, Pdt. Yohanes Handi menantang siapa yang mau menjadi hamba Tuhan dan mendoakan mereka semua yang maju ke depan.
Kebaktian ditutup dengan pesan agar semua yang hadir kembali ke gereja masing-masing dan giat melayani di sana. KPPI merupakan pelayanan interdenominasi yang diselenggarakan oleh GPPI Pondok Daud Jakarta sejak tahun 1993.