KPPI (Kebaktian Pujian dan Penyembuhan Ilahi) secara online kembali berlangsung pada hari Senin, 24 Agustus 2020 melalui program Live Streaming di Facebook, YouTube dan Instagram.
Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Jacob B. Sumbayak, diambil dari Markus 12:28-34 tentang hukum yang terutama.
Kasih adalah Hukum yang Terutama
Ketika ada orang yang bertanya kepada Yesus hukum mana yang terutama, ini adalah pertanyaan penting, karena memang penting sekali mengetahui hukum mana yang terutama dalam kepercayaan kita kepada Tuhan. Agar kita dibenarkan karena hukum Tuhan itu kita lakukan.
Demikian juga dengan seorang ahli Taurat ini yang bertanya kepada Yesus, hukum apa yang terutama, dengan kata lain dia bertanya: “Apa yang harus saya lakukan untuk bisa masuk kerajaan sorga?”.
Jawab Yesus: hukum yang paling utama adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatan.
Ada empat aspek hukum pertama dalam hidup yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan. Lalu hukum yang kedua adalah mengasihi sesama manusia. Tidak ada hukum lain di atas hukum ini, kalau kita melakukan hukum ini maka kita memperoleh keselamatan.
Maka orang itu menjawab: “Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan. Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!”
Benar, kalau kita masuk dalam kerajaan sorga bukan karena persembahan, kebajikan, atau pahala yang kita lakukan. Itu memang kita lakukan, tapi bukan karena itu kita masuk sorga. Kita tidak mungkin membanggakan diri di hadapan Tuhan dengan mengatakan bahwa saya sudah melakukan ini-itu. Kita tidak dapat membayar dengan segala pahala dan kebajikan bahkan dengan kebaikan kita. Tapi apa yang bisa membuat kita masuk dalam kerajaan sorga adalah kalau kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan, dan mengasihi sesama manusia.
Allah Lebih Dahulu Mengasihi Kita
Bagaimana kita bisa mengasihi Allah? Kita bisa mengasihi Allah karena Allah terlebih dahulu mengasihi kita. Tanpa Tuhan mengasihi kita maka kita tidak mungkin mengasihi Tuhan. Karena Tuhan mengasihi kita baru kita bisa mengenal Tuhan, percaya Tuhan, beriman pada Tuhan dan mengasihi Tuhan.
Mana mungkin seorang anak mengasihi orangtuanya terlebih dahulu, tentu orangtuanya yang mengasihi lebih dulu. Kita juga demikian, kita mengasihi Tuhan karena Tuhan terlebih dahulu mengasihi kita.
Ada tiga hal yang membuat kita bisa mengasihi Tuhan, karena ada 3 hal yang Tuhan lakukan bagi kita, yaitu:
- Tuhan yang menciptakan kita, Tuhan yang melahirkan kita dari rahim ibu kita, menaruh kita di planet bumi ini, kita lahir di Indonesia, kita lahir di bumi yang indah ini. Siapa yang menaruh kita di bumi ini adalah Tuhan, Tuhan tepat menaruh kita di bumi bukan di planet lain. Kalau kita memandang ke langit dan kita melihat bulan dan bintang, maka kita tahu Tuhan yang menaruh kita di bumi ini.
- Karena Tuhan mengasihi kita terlebih dahulu sebelum kita mengasihi Tuhan. Roma 5:8 “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa”. Ketika kita belum mengenal Tuhan, ketika kita ada dalam dosa, Tuhan terlebih dahulu mati bagi kita. Bukankah ini menunjukkan kasih Allah kepada kita? Mungkin ada orang yang mau berkorban bagi orang baik, tapi Allah mau berkorban bagi kita ketika kita masih berdosa. Ini menunjukkan Allah mengasihi kita.
- Ketika kita percaya kepada Tuhan, pada pengorbanan-Nya, maka firman Tuhan berkata kalau kita percaya maka kita diberinya kuasa untuk menjadi anak anak Allah. (Yohanes 1:12).
Jadi kalau kita di sorga kelak maka status kita itu sebagai anak, bukan sebagai orang asing. Itu adalah hal yang luar biasa, kita dijadikan Tuhan sebagai anak-Nya. Sehingga kalau kita ada di dalam kerajaan surga maka sama seperti Bapa kita ada di sana maka kita juga ada dalam kerajaan surga. Kita punya orang tua, kita tinggal di rumah orang tua kita, dipelihara dan status kita adalah anak, sehingga kita diwariskan segala sesuatu yang baik.
Kalau kita menerima kasih Tuhan maka kita dapat melakukan hukum ini, dan kita bisa mengasihi Tuhan. Dan kalau kita bisa mengasihi Tuhan maka kita bisa mengasihi sesama kita manusia.
Mau kah saudara percaya akan kasih-Nya pada kita, mari datang kepada Tuhan. Percaya lah pada Tuhan bahwa Dia datang memang mau mengasihi kita.
1 Yohanes 4:9-10, “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Tuhan mengajarkan kita mengasihi sesama kita bahkan Tuhan mengajarkan kita mengasihi musuh kita. Karena Tuhan itu kasih maka kalau kita percaya kepada-Nya maka kita juga penuh dengan kasih Tuhan, yang akan membuat kita mengasihi Tuhan dan sesama, dan kita tidak membenci orang lain.
Yesus Menyembuhkan Banyak Orang
Firman Tuhan dalam Markus 3:7-12 menceritakan Yesus menyembuhkan banyak orang. Mereka adalah orang dari Galilea, dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon. Jadi, yang mengikuti Yesus ini bukan saja dari Israel tapi juga dari luar Israel dan mereka bukan orang Yahudi.
Semua orang berdesakan hendak menjamah Yesus. Mereka percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan. Yesus sangat berkuasa menyembuhkan orang sakit, bahkan roh-roh jahat pun tersungkur di hadapan Tuhan dan teriak “Engkaulah Anak Allah”.
Kalau saudara percaya, saudara dapat alami mujizat yang sama.
Firman Tuhan dalam 1 Petrus 2:24 mengatakan: “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”
Ketika Yesus naik ke kayu salib, dia memikul dosa manusia, Dia menderita menggantikan kita. Yesus mati sehingga kita bisa hidup. [EM/EM]