Valdo tinggal di Ambon.
Pada 31 Desember 2017 jam 01.00, dalam perjalanan pulang dari kantor, dia ditabrak dari depan oleh sebuah mobil karena supir mobil itu sedang mabuk. Dia jatuh dari sepeda motornya. Warga disekitar dan seorang polisi yang kebetulan sedang melintas di jalan itu yang melihat kejadian itu segera membantu dan membawanya ke rumah sakit terdekat.
Berhubung peralatan medis di rumah sakit ini kurang lengkap untuk menangani luka-luka pada tangan dan kaki kanannya, maka dia dipindahkan ke rumah sakit yang lain. Di rumah sakit, kaki kanan sampai ke panggul kanannya di rontgen. Hasil rontgen menunjukkan bahwa tulang panggul kanannya patah. Dokter menyarankan dia untuk segera menjalani operasi. Namun, dia menolak untuk dioperasi karena takut.
Dia hanya terbaring diatas tempat tidur. Seiring berjalannya waktu, dia coba untuk duduk, walaupun terasa sakit. Kemudian, dia coba untuk berjalan dengan menggunakan tongkat.
Akhirnya, dia memutuskan untuk menjalani operasi di sebuah rumah sakit di Jakarta. Adik perempuannya yang mengurus permintaan surat rujukan dari rumah sakit di Ambon ke Jakarta. Dia datang ke Jakarta bersama dengan ibu dan adik perempuannya.
Sebelum menjalani operasi, dokter spesialis ortopedi yang menanganinya menyuruhnya untuk di rontgen, EKG dan CT Scan. Dokter memasang alat pada panggul kanannya yang harus dipakainya seumur hidup.
Sesudah operasi selesai, dia harus dirawat inap selama 10 hari dan tetap memakai tongkat jika hendak berjalan. Dia juga menjalani fisioterapi 2x / minggu.
Pada saat dia sedang dirawat inap di rumah sakit, seorang hamba Tuhan datang melayaninya dan mengajaknya ke KPPI.
Pada 22 November 2018, dia datang ke KPPI dengan menggunakan tongkat. Dia beriman bahwa Tuhan pasti akan menyembuhkannya.
Setelah didoakan, kaki kanannya sudah tidak terasa sakit lagi dan bisa menapak dengan baik. Dia mulai berjalan tanpa menggunakan tongkat. Haleluya ! Tuhan Yesus baik dan luar biasa.