Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: “Aku mau,
engkau tahir.” Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya.
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”
Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”
Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Baiklah ketika kita melihat Tuhan Yesus kita percaya. Jika kita percaya Yesus itu Allah yang begitu besar maka itu adalah anugerah. Allah sangat besar bahkan Musa pun tidak sanggup melihat Allah. Ia ditaruh di lekuk batu agar dilindungi. Kemudian Allah melewati lekuk itu supaya Musa tidak mati melihat kemulian Allah.
Keluaran 33:18-23 “Tetapi jawabnya: “Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku.”
Tetapi firman-Nya: “Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani.”
Lagi firman-Nya: “Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup.”
Berfirmanlah TUHAN: “Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu;
apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.” Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan.”
Di dalam kitab Ulangan 5 dikatakan kalau kami mendengar suara Tuhan maka kami pasti mati.
Ulangan 5;25 “Tetapi sekarang, mengapa kami harus mati? Sebab api yang besar ini akan menghanguskan kami. Apabila kami lebih lama lagi mendengar suara TUHAN, Allah kita, kami akan mati.”
Kalau masih hidup sementara bisa mendengar suara Allah itu adalah anugerah, sebab tidak ada yg sanggup melihat kemuliaan Allah.
Allah yang besar, penuh kemuliaan, menjadi manusia di dalam Yesus. Dia amat besar, mendengar suaraNya saja kita bisa mati. Dia datang menjadi manusia, wujud Allah yang tidak kelihatan. Di dalam Yesus Dia datang ke bumi ini supaya kita bisa menjamahNya. Supaya kita bisa datang kepada Allah. Yesus adalah cahaya dari kemuliaan Allah.
Ibrani 1:3 “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,”
Kerika murid-murid imannya terbang, kehilangan harapan bahkan mempertanyakan Yesus : Guru, Engkau tidak perduli kalau kami binasa. Maka Yesus membuat angin ribut berhenti. Karena yang memerintahkan adalah Allah Pencipta langit dan bumi.