Kebaktikan Pujian dan Penyembuhan Ilahi (KPPI) kembali diadakan di Auditorium Gedung Advent, Jl. MT Haryono Kavling 4-5, Tebet, Pancoran, Jakarta Selatan pada hari Kamis, 28 Agustus 2014.  Tuhan kembali melawat umat yang dikasihiNya.

Sejak sore hari  ruangan kebaktian telah dipenuhi jemaat yang berdatangan dari berbagai tempat di Jakarta, Tangerang, Depok dan Bekasi dengan penuh pengharapan untuk beroleh mujizat. Pemimpin pujian terus membawa seluruh jemaat  menaikkan pujian pengagungan akan kebesaran kasih dan kuasa Tuhan Yesus.  Jemaat juga diajak datang kepada Tuhan dengan penuh sukacita.  Dengan suara keras menyerukan haleluya… haleluya..

Sebuah film kesaksian kesembuhan  ibu Lusia Yasinta yang disembuhkan di KPPI pada tahun 2005  dari sakit benjolan yang mengeluarkan cairan pada ketiak membangkitkan iman setiap orang yang menyaksikannya.

Jemaat terus dibawa menaikkan nyanyian puji-pujian menyatakan bahwa Dia sanggup  melakukan segala perkara dan tidak ada sesuatu yang mustahil bagiNya. Jemaat juga  diajak mengucapkan  Roma 10:13 “Sebab barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.”

Film kesaksian kesembuhan  Bpk. Cahyadi Gunawan yang disembuhkan dari sakit pembuluh darah yang pecah dan membuat dia tidak bisa berjalan dan harus menggunakan kursi roda membawa setiap orang dapat melihat bahwa Tuhan Yesus sungguh ajaib. Dia sanggup melakukan segala perkara.
Pemberitaan Firman Tuhan disampaikan oleh hamba Tuhan, Pdt. Jacob B Sumbayak. Firman Tuhan diambil dari Lukas 7:1-10 tentang Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di  Kapernaum yang sakit parah dan sudah hampir mati.

Perikop ini menceritakan tentang seorang perwira Romawi, seorang yang bukan bangsa Israel ataupun beragama Yahudi dan tentunya jauh dari pengajaran Yahudi.  Pada jaman ini bisa disamakan dengan seorang non Kristiani. Namun Tuhan Yesus berkata bahwa dia memiliki iman yang besar bahkan tidak dijumpai di antara orang Israel.  Soal beriman bukan masalah lamanya kita menjadi orang Kristen atau beribadah hari Minggu. Tetapi soal percaya kepada Yesus. Perwira ini bukan prajurit biasa, bukan orang sembarangan, seorang komandan, yang dikatakan para tua-tua Yahudi sangat mengasihi bangsa Israel sampai meminta agar Tuhan Yesus datang ke rumahnya. Bahkan perwira ini ikut menyumbang untuk pendirian rumah ibadat atau sinagog orang Israel. Perwira ini sudah mendengar tentang Yesus. Apalagi dia di Kapernaum, sebuah kota di mana banyak mujizat dilakukan Tuhan Yesus.  Bisa jadi dia telah mendengar tentang Yesus dan dia memiliki kepercayaan kepada Yesus. Dia memiliki seorang pembantu yang bisa  jadi adalah seorang Israel dan amat dikasihinya. Pembantu ini  sedang sakit parah dan hampir mati. Ketika Yesus datang dan sahabat-sahabatnya memberitahu, maka dia mengatakan tidak perlu Tuhan Yesus datang ke rumahnya, karena  tidak layak untuk datang ke rumahnya. Bagaimana dengan kita jika saja Presiden datang ke rumah kita?  Kita pasti menyiapkan segala sesuatunya. Perwira ini merasa tidak pantas dan tidak layak menerima Yesus di rumahnya.  Ia memandang Yesus begitu tinggi dan besar. Dia sendiri menganggap dirinya tidak layak untuk datang kepada Yesis. Ada perasaan yang begitu hormat, menjunjung tinggi Yesus. Pernahkan kita memiliki sikap seperti ini kepada Yesus, menghormatiNya sebagaimana seharusnya Dia dihormati?  Seringkali kita tidak memperlakukan Yesus sebagai orang yang kita hormati. Perwira ini sangat percaya akan otoritas yang Yesus miliki, bahwa Yesus maha kuasa.

Dan ia berkata agar Yesus cukup memperkatakan sepatah kata saja maka pasti hambanya sembuh tanpa harus datang ke rumah atau menjamah hambanya.  Karena sama seperti dalam ketentaraan maka perintah dan perkataan seorang komandan pasti dilaksanakan.  Perwira itu sendiri adalah seorang bawahan dari komandannya dan dia sendiri menjadi komandan atas bawahannya.  Jika seorang Komandan mengatakan anak buahnya datang maka anak buahnya pasti datang. Baginya Yesus jauh lebih besar dari seorang Komandan, maka hanya dengan berkata sepatah kata saja pasti hambanya sembuh.

Dalam Matius 8  Yesus berkata kepada perwira itu,  ” Pulanglah, jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya dan hambanya seketika itu juga disembuhkan.”

Iman kita dapat menjangkau sejauh apapun, bahkan sekalipun anak kita ada di manapun bahkan di belahan bumi manapun. Marilah kita percaya kepada Yesus. Sesuatu yg bisa kita ambil adalah bahwa kita harus beriman kepada Tuhan Yesus, apapun kondisinya, karena Yesus adalah Allah itu sendiri. Kita tidak salah alamat, di dalam nama Yesus ada kesembuhan, ada pengampunan dosa, karena Yesus sangat mengasihi kita Dia  mati di kayu salib bagi kita sehingga kita disebut anak-anak Allah.

Yang mau percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan Yesus diminta untuk berdiri.  Sungguh tidaklah salah kalau percaya kepada Yesus. Sekian ratus tahun kemudian rubuatan itu tepat terjadi. Semua jemaat diajak untuk bersungguh-sungguh menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamat.

Susan Sumbayak maju ke depan dan mengajak setiap yang hadir menyiapkan hati beriman kepada Tuhan dan percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan. Miliki keberanian untuk beriman. Ambillah iman terbaik dan bergerak, bangun, berikan yang terbaik untuk beriman dan keberanian untuk percaya.  Tidak ada seorang hamba Tuhan pun yang mampu menyembuhkan. Semua hanya tangan Tuhan yang mengerjakannya. Karena itu haruslah beriman dan bergerak dalam iman dengan berani.

emua yang sakit diminta maju ke depan dengan sikap hati berani beriman. Tidak ada hamba Tuhan yang mampu menyembuhkan, yang diperlukan hanya beriman. Setiap yang hadir diminat untuk segera bergerak, baik stroke dan semua sakit penyakit, agar jangan pernah  terintimidasi oleh kelemahan atau sakit penyakit tetapi percaya kepada Tuhan Yesus. Gunakanlan iman untuk meraih kesembuhan.

Semua hamba Tuhan dan para konselor diminta untuk maju dan menyiapkan diri untuk mendoakan yang sakit. Baru kemudian semua orang yang sakit diminta maju ke depan.

Pdt. Jacob Sumbayak memimpin doa kesembuhan. Agar tiap orang menerima mujizat dari Tuhan, sebab Yesus adalah Tuhan, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Agar percaya kesembuhan adalah milik kita. Oleh bilur-bilur Yesus semua sakit menjadi sembuh.

Para konselor segera menghampiri setiap yang sakit dan mendoakan mereka dengan sungguh-sungguh. Tuhan terus bekerja. Berbagai mujizat kesembuhan terjadi dan menjadi kesaksian di atas panggung, yaitu disembuhkan dari: sakit stroke selama 6 bulan, asam urat selama 3 tahun, alergi selama 4 tahun, sesak nafas dan asam urat sehingga tidak bisa jongkok, telinga berdengung selama 5 tahun, ginjal, gigi, lambung, tidak bisa jongkok, penyempitan pada tulang belakang selama 3 tahun sehingga harus berjalan menggunakan tongkat, jantung, sulit berbicara, sakit pinggang dan kepala, gangguan syaraf pada otak, kanker hidung, perut bengkak dan kepala mengalami pembengkakan sehingga kalau berjalan seperti ditarik.

Pada akhir doa kesembuhan, khusus bagi yang duduk di kursi roda diminta menggunakan imannya yang terbaik untuk bangkit dari kursi rodanya. Seorang ibu dan seorang bapak melakukannya dan mujizat kesembuhan terjadi, mereka bangkit dan berjalan.

Setelah itu bagi mereka yang rindu melayani Tuhan dan mau menyerahkan hidupnya bagi Tuhan diminta maju ke depan untuk didoakan. Ada sekitar 30 orang yang maju ke depan. Semuanya mengangkat tangan menyerahkan hidupnya bagi Tuhan. Pdt. Hisar Manurung (HKBP Cikini) berdoa bagi setiap mereka.

Sungguh suatu malam yang luar biasa. Tuhan menyembuhkan yang sakit dan memanggil umatNya menjadi hamba-hambaNya. Terpujilah nama Tuhan selama-lamanya.

Foto-foto:

1.

2.
 3.
  4.
Rev. Jacob B Sumbayak
 5.
Saat doa kesembuhan bagi semuanya dinaikkan bersama-sama
 6.
 7.
 8.
Bapak ini datang dengan menggunakan tongkat karena penyempitan tulang belakang selama 3 tahun sehingga sulit berjalan. Setelah didoakan dia mengalami kesembuhan dan tidak lagi menggunakan tongkat untuk berjalan.
9.
 Disembuhkan dari sakit telinga mendengung selama 5 tahun
10.
Ibu ini dengan iman terbaiknya  mengambil tindakan iman untuk berdiri dan bangkit dari kursi rodanya dan mulai berjalan.

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *