Awal tahun 2004 ketika berusia 8 bulan Indra mengalami sakit demam 38 Celcius selama sekitar 1 minggu. Waktu ibunya memeriksa tubuhnya ternyata ditemukan ada bisul ditangan sebelah kiri dekat bahu. Awal bisulnya kecil , lalu diberi obat salep bisul tapi tak kunjung sembuh malah bertambah besar. Namun demamnya berangsur -angsur hilang.
Hal ini semakin membuatnya menderita dan menangis terus. Maka ia dibawa ke bidan. Bidan tidak mengatakan apa-apa tapi hanya diberi obat salep bisul yang berwarna hitam dan penurun panas. Setelah demamnya hilang, hanya dalam waktu beberapa minggu bisulnya membengkak dan semakin bertambah besar dengan diameter sekitar 5 cm, berwarna merah, mengeras, meradang sehingga seluruh tangan kirinya kurang bisa digerakkan dan terasa sakit.
Sampai suatu saat bisul itu pecah dan mengeluarkan nanah serta darah. Indra langsung dibawa ke dokter oleh orang tuanya. Dokter tidak mengatakan apa-apa dan hanya membersihkan bisulnya dengan Betadine. Setelah dokter mengobati bisulnya, tangan kirinya, mulai dari pangkal lengan hingga ujung jarinya bertambah kaku dan tidak dapat digerakkan. Bila tangannya disentuhpun ia akan menangis dan akibatnya ia lebih sering tidak menggunakan baju tetapi hanya mengenakan kaos dalam.
Dalam keadaan demikian Indra dibawa sang ibu ke tukang urut untuk dipijit bagian tangannya yang sakit. Tetapi setelah diurut kondisi tangan kiri Indra semakin parah yaitu: tangan kirinya menjadi mati rasa, tidak dapat merasakan rangsangan dan bila dicubit tidak terasa sakit/tidak mersepon. Pernah juga suatu kali, ketika ibunya membuat susu dan tanpa sengaja tangan kiri Indra terkena gelas yang berisi air panas, Indra tidak langsung berespon seperti layaknya seorang anak normal, misalnya menarik tangan kirinya. Melalui peristiwa inilah ibunya menyadari bahwa tangan sebelah kiri Indra tidak bisa digerakkan, lemah dan mati rasa. Ibunya sangat bersedih sekali.
Seiring dengan bertambahnya usia , jika Indra bermain-main seperti bermain bola bersama teman-temannya, ia tidak dapat bergera atau berlari dengan lincah sebab tangan kirinya tidak bisa digerakkan. Indra jadi sering menangis dan menyendiri .
Begitu juga di Sekolah Minggu, Indra tergolong anak yang rajin datang ke Sekolah Minggu. Saat memuji-muji Tuhan, Indra tidak dapat bertepuk tangan atau mengangkat tangan kirinya. Keadaan ini membuat Ibu Silitonga, guru Sekolah Minggu nya sekaligus Ketua Komisi Wanita di Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII) Padang menjadi prihatin. Ia terus memperhatikan dan mengetahui kondisi Indra tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ibu Silitonga mendengar cerita tentang sakit yang dialami Indra dari tantenya dan sejak saat itu dia mendoakan Indra.
Meilhat kondisi Indra membuat ibu dan tantenya sangat sedih. Suatu saat tante Indra bercerita kepada Ibu Pdt. Sembiring, Gembala Sidang Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII) Padang, tempat dimana ibu Indra bergereja. Gereja ini merupakan salah satu partner kerjasama KPPI di Padang. Lalu Ibu Pdt. sembiring ( gembala Sidang) datang ke rumah Indra untuk melayani dan mendoakan keluarganya serta menguatkan hati ibunya supaya tetap percaya kepada Tuhan Yesus.
Dalam suatu acara kebaktian Minggu di Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII) , Ibu gembalanya ( Ibu Pdt. sembiring) mengumumkan bahwa pada Hari Sabtu, 19 Agustus 2006 akan diadakan KPPI dari Jakarta yang bertempat di GOR PRAYOGA. Mendengar berita tersebut, ibunya memutuskan untuk datang ke acara KPPI. Pada hari Sabtu , 19 Agustus 2006, Indra datang bersama dengan ayah, ibu dan tantenya ke acara KPPI pada hari ke 2. Mereka duduk di balkon atas lantai 2.
Pada saat puji -pujian Indra terlihat bersukacita. Ibu dan tantenya melihat, saat itu Indra sudah dapat bertepuk tangan dengan pelan-pelan. Seketika itu juga mereka tercengang melihat perubahan yang terjadi pada Indra.
Pada saat doa kesembuhan Indra didoakan oleh hamba Tuhan, setelah didoakan hamba Tuhan tersebut menyuruh Indra untuk bertepuk tangan dan mengangkat tangan kirinya. Puji Tuhan ….! Mujizat terjadi….tangan sebelah kiri Indra telah dapat digerakkan tanpa rasa sakit!
Melihat mujizat kesembuhan yang terjadi pada Indra, keluarganya sangat bersukacita dan mengucap syukur kepada Tuhan Yesus.
Dia sungguh luarbiasa bagi hidup Indra. Amin…!