[dropcap size=small]K[/dropcap]ebaktian Pujian dan Penyembuhan Ilahi (KPPI) kembali berlangsung pada hari Kamis, 23 Maret 2017 di Gedung Pertemuan Advent Jl MT Haryono Kav 4-5, Tebet, Pancoran, Jakarta Selatan.
Suasana pujian dan penyembahan selalu mewarnai kebaktian yang telah diadakan sejak tahun 1993 ini. Tuhan hadir di atas puji-pujian umat-Nya, Umat Tuhan dari berbagai penjuru Jabodetabek telah hadir menantikan mujizat dari Tuhan.
Film kesaksian kesembuhan dari Ibu Feri Otilina yang mengalami kesembuhan dari sakit sesak nafas dan sakit pinggang bertahun-tahun saat KKR Kesembuhan berlangsung di Pulau Banyak, Aceh, menjadi kesaksian yang membawa pengharapan. Jemaat yang hadir juga diajak mengucapkan Yohanes 11:40 – Jawab Yesus: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?” sebagai pernyataan iman.
Kembali film pelayanan ditayangkan. Diawali dengan suatu sharing kesaksian yang dialami Susan Sumbayak saat ia masih kecil, yaitu pada saat berusia 12 tahun. Saat itu ia pernah tenggelam beberapa jam di lautan tetapi suatu mujizat terjadi karena ia diselamatkan oleh nelayan tak dikenal. Bahkan setelah 48 jam kemudian ia baru sadar. Kalau bukan mujizat tentulah waktu itu ia sudah meninggal dan hari ini ia telah berada di alam maut (gehena). Dalam perjalanan hidupnya, ada begitu banyak masalah sakit penyakit yang dialaminya serta keluarga. Tetapi Tuhan selalu menolong dan menyembuhkan semua. Satu hal saja yang menjadi kuncinya, percaya kepada Tuhan.
Dilanjutkan dengan film kesaksian mujizat yang terjadi pada KPPI di Kokoleh Dua, Likupang Selatan, Minahasa Utara, yang dialami oleh Ibu Vera Yuliana Tamaka. Ibu ini menderita sakit nyeri pada kedua lututnya sejak tahun 2013 dan sangat kesakitan sehingga ia tidak bisa bangun, jongkok, dan sangat sulit untuk melakukan apapun. Tetapi dia tetap terus berharap kepada Tuhan, hingga datang ke KPPI pada tanggal 3 Maret 2017. Tuhan menjawab iman dan doanya. Seluruh rasa sakit pada lutut kakinya lenyap dan dia dapat beraktivitas di kebun sebagaimana biasa.
Beriman dan Percaya Kepada Tuhan
[dropcap size=small]H[/dropcap]amba Tuhan, Pdt. Philipus SK maju dan menyampaikan agar setiap yang hadir percaya kepada Tuhan Yesus. Bahwa ada seorang Penolong yang setia, yang mau mendengar seruan kita. Dia tidak jauh dari kita asal mau datang dan berdoa kepada-Nya. Mengapa kita melihat tayangan kesaksian mereka yang disembuhkan Tuhan? Agar kita percaya bahwa Tuhan perduli dan tidak pernah meninggalkan kita sendirian. Ada seorang Penolong, Juruselamat yang setia dan apabila kita berseru kepada-Nya, Dia mendengar seruan kita.
Kita sering mendengar banyak orang sakit disembuhkan, tetapi kita merasa itu terjadi dulu kala, sekarang tidak lagi. Kita menganggap Tuhan Yesus melakukan mujizat 2000 tahun yang lalu tetapi sekarang tidak lagi. Jika kita mengalami sakit penyakit dan masalah, maka kita menganggap dapat sembuh oleh dokter. Tetapi Yesus adalah dokter segala dokter, Tabib segala tabib, Dialah yang sanggup untuk menyembuhkan dan memulihkan kita.
Firman Tuhan dibacakan dari Matius 9:18-25 (TB) – Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.” Lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karena katanya dalam hatinya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, berkatalah Ia: “Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur.” Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar akan hal itu ke seluruh daerah itu.
Secara fisik anak perempuannya sudah meninggal, tetapi kepala rumah ibadat ini datang kepada Yesus dengan hati yang sungguh-sungguh dan menyemmbah Dia. Meminta agar Tuhan datang dan meletakkan tangan-Nya kepada anaknya supaya anaknya itu hidup. Secara realita anaknya sudah meninggal, tetapi dia memiliki iman apabila Yesus datang dan meletakkan tangan-Nya atas anaknya maka anaknya akan hidup. Apakah Yesus kemudian menolak permintaan kepala rumah ibadat ini dan berkata percuma datang karena anak ini sudah mati? Tidak! Yesus bangun dan mengikuti kepala rumah ibadat untuk datang ke rumahnya. Yesus mau datang! Yesus mendengar permohonan kita dan rindu menjawab doa kita.
Di tengah perjalanan, Yesus bertemu dengan perempuan yang 12 tahun sakit pendarahan yang datang mendekati Yesus dengan beriman berkata “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku pasti sembuh”. Maka dia mendekati Yesus dan menjamah jubah-Nya. Seketika itu juga sakitnya sembuh. Ada kuasa yang keluar dari Yesus dan menyembuhkan dia. Maka terjadilah sesuai dengan imannya.
Yesus mengetahui penderitaan dan pergumulan yang kita alami dan seperti Ia menyembuhkan perempuan yang yang sakit pendarahan ini, Tuhan Yesus rindu menyembuhkan kita.
Yesus pun tiba di rumah kepala rumah ibadat. Orang berkata percuma, tidak ada gunanya lagi karena anak itu sudah mati. Tapi Yesus berkata anak itu tidak mati tetapi tidur. Semua yang tidak percaya diusir keluar. Maka Yesus masuk dan memegang tangan anak yang sudah mati itu, maka bangkitlah anak itu dan hidup. Tidak ada yang mustahil bagi Allah kita!
Iman kita kepada Yesus tidak akan sia-sia, Dia akan mendengar dan menjawab doa kita. Percayalah kepada Yesus. Apapun yang dihadapi percaya dan datanglah kepada Yesus. Yesus tidak pernah jauh dari kita. Sesungguhnya, Dia hanya sejauh doa.
Semua diundang untuk menerima Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamat pribadi.
Tuhan itu Ada dan Dekat
Pdt. Michico maju dan melanjutkan Firman Tuhan serta berterima kasih memiliki Allah yang teramat dekat. “Kita baru saja melakukan doa yang sangat luar biasa, yaitu doa menerima Tuhan Yesus. Pengalaman yang luar biasa dari seorang anak manusia adalah ketika menerima Tuhan Yesus. Pertama, kita beroleh hidup yang kekal, kedua, kita menjadi anak-anak Allah, dan yang ketiga, Dia tinggal di dalam kita. Ke mana saja kita melangkah maka Allah tinggal di dalam kita,” demikian dijelaskan Pdt. Michico.
Seorang anak memiliki tingkat kepercayaan yang penuh kepada orang tuanya. Jika seorang anak memiliki persoalan atau sakit penyakit maka otomatis yang dicari adalah orang tuanya. Orang tuanya dengan spontan dan gembira akan memberi yang terbaik kepada anaknya. Begitulah hubungan kita dengan Allah. Bahkan sebenanya orang tua kita terbatas, tidak bisa 24 jam bersama kita. Tetapi Allah yang kita miliki adalah Penjaga Israel yang tidak pernah terlelap dan tertidur, 24 jam ada bersama kita.
Roma 10:13 (TB) – Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.
Kalau anak kita datang mengungkapkan kebutuhannya maka kita selalu ingin menolong. Bahkan kita tahu apa yang dia butuhkan. Siapapun yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Berseru seperti apa? Berseru di dalam doa dengan iman dan percaya. Setiap orang memiliki masalah seperti sakit penyakit, suatu kondisi yang tidak enak dan memberikan penderitaan. Apapun persoalan kita, percayalah ketika kita berseru kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan pasti menolong dan akan melepaskan kita. Masalahnya adakah kita berseru dan percaya kepada Allah kita?
Tuhan ada bersama kita selama 24 jam. Lihatlah ciptaan Tuhan di sekitar kita, langit dan bumi diciptakan-Nya. Seperti Mazmur 19 mengatakan bahwa langit menceritakan kemuliaan Allah, cakrawala memberitakan perbuatan tangan-Nya. Bukankah semua planet, matahari, bulan, dan bintang di langit tidak bertabrakan. Berarti ada seorang Pribadi yang mengaturnya. Melihat pohon dan semua ciptaan-Nya tahulah kita bahwa ada Tuhan.
Sesunguhnya hidup kita dikelilingi oleh pekerjaan-pekerjaan Allah. Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa Allah itu jauh. Tetapi kita menginginkan dapat melihat Allah dengan mata jasmani dan akhirnya seluruh persoalan kita jadi terlihat jauh lebih besar. Allah menjadi tidak kelihatan, padahal Allah itu hidup dan nyata. Ia ada bersama kita, bahkan hidup kita dikepung dan dikelilingi oleh pekerjaan-pekerjaan Allah.
Jika berseru dengan sungguh-sungguh Tuhan pasti menolong. Berserulah kepada Tuhan karena Dia dekat, Ia hanya sejauh dioa. Ketika ada persoalan berserulah kepada nama Tuhan. Seberat apapun persoalan yang ada, Allah sanggup menolong kita.
Semua jemaat diajak untuk berseru kepada Tuhan. Semua konselor dan pendoa juga diminta maju terlebih dahulu. Baru kemudian semua yang sakit dipanggil maju. Doa kesembuhan dinaikkan secara besama-sama oleh beberapa hamba Tuhan, Pdt. Joseph Batubara, Pdt. Hisar Manurung (HKBP Cikini), dan Pdt. Judah Pakasi. Maka para konselor dipersilakan mendekati dan mendoakan yang sakit.
Tuhan bekerja dan melakukan berbagai mujizat menjawab doa dan iman yang dinaikkan. Seorang ibu selama 10 tahun menderita kolestrol tinggi dan selalu pusing, kemudian disembuhkan. Seorang ibu selama 2 tahun sakit asam urat dan tidak bisa jongkok, juga disembuhkan. Seorang anak muda mengalami benjolan pada payudara kiri selama 1 tahun setelah didoakan benjolannya lenyap. Seorang ibu sakit pada kedua lututnya tidak bisa diangkat selama 2 tahun mengalami kesembuhan. Seorang ibu sakit asam urat sehingga tidak bisa berdiri lama selama 2 tahun juga disembuhkan. Seorang ibu mengalami sakit kelenjar tyroid dan menyebabkan badan lemas dan gemetar, setelah didoakan tubuhnya pun menjadi kuat. Seorang ibu yang karena sakit darah tinggi selama 2 tahun tidak bisa berjalan bahkan harus merayap disembuhkan.
Tantangan untuk melayani juga disampaikan oleh Ezra Judah Kristanto. Mereka yang rindu untuk dipakai Tuhan diundang maju dan didoakan.
Kebaktian KPPI ini telah berlangsung sejak tahun 1993 diselenggarakan oleh GPPI Pondok Daud Jakarta dan bersifat interdenominasi, karena itu pada akhir kebaktian maka para jemaat yang datang dihimbau untuk kembali kepada gereja masing masing dan menjadi berkat di sana.
Terpujilah nama Tuhan!