Puji Tuhan, KPPI (Kebaktian Pujian dan Penyembuhan Ilahi) dapat kembali diadakan pada hari Kamis 22 Juni 2017. Cuaca yang cerah hari itu, menghantarkan jemaat dengan sukacita memasuki Gedung Pertemuan Advent, tempat KPPI diselenggarakan. Pada awal kebaktian, terdengarlah pujian ‘Datanglah Ke Bait-Nya’ dipimpin oleh Pdt Evan Riduan untuk membuka ibadah yang dinantikan ini. Sungguh hari ini Tuhan sanggup melakukan perkara yang luar biasa di tengah umat-Nya. Jemaat pun terus menaikkan puji-pujian sementara imam pujian mengajak setiap yang hadir untuk percaya bahwa apapun permasalahan atau sakit penyakit yang dihadapi, Tuhan sanggup menyembuhkan.
Sebuah film kesaksian kesembuhan menceritakan seorang anak bernama Rika yang mengalami kecelakaan, menderita patah pada tulang kakinya. Rika kemudian disembuhkan pada acara Pray For Kutai Barat. Tayangan ini menghantarkan Pdt. Michico Sihite membacakan Markus 5:25-30, bagaimana seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan mengalami kesembuhan saat menjamah ujung jubah Tuhan Yesus. Maka jemaat yang hadir pun bersama-sama mengucapkan ayat ini sambil terus percaya kepada Tuhan bahwa bagi setiap orang yang datang dan percaya, maka kuasa Tuhan akan bekerja menyembuhkan mereka. Sungguh Tuhan tidak meninggalkan umat-Nya yang mencari akan Dia.
Pdt. Evan Riduan kembali memimpin jemaat memuji Tuhan bahwa ada kuasa di dalam darah-Nya. Kemudian mengantar sebuah film kesaksian dinyanyikan lagu ‘Allah Mengerti Allah Peduli’ meyakinkan jemaat bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Kesaksian kesembuhan yang ditayangkan menceritakan tentang seorang ibu yang berasal dari NTT (Nusa Tenggara Timur) dan menderita tulang kaki yang bengkok akibat jatuh. Keadaan ini membuatnya sulit beraktifitas hingga dokter menyarankan untuk kakinya dioperasi. Namun ibu ini pergi ke KPPI walau dalam keadaan yang sakit dan Tuhan Yesus menyembuhkannya. Puji Tuhan! Ia kini dapat berjalan dengan normal, nyata bahwa Allah kita adalah Allah yang mengerti, Allah yang perduli.
Sungguh, Allah adalah Allah yang mendengar mereka yang berseru kepada-Nya. ‘Dia hanya sejauh doa’, demikianlah pujian yang dinaikkan jemaat menghantarkan Pdt. Andri Thio memberitakan Firman Tuhan yang dibacakan dari Roma 6:6-11. Bahwa Kristus telah mati atas dosa-dosa kita dan bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan sehingga tubuh dosa kita pun hilang kuasanya. Dengan sungguh-sungguh Pdt. Andri Thio menyerukan untuk semua yang hadir tidak lagi menghambakan diri kepada dosa, sebab upah dosa ialah maut. Mereka yang telah mati dengan Kristus, maka mereka juga yang akan hidup dengan Dia. Kristus telah bangkit dan maut tidak berkuasa lagi atas-Nya. Itulah sebabnya jika kita telah mati bagi dosa, maka kita hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Yesus yang kita sembah tidak mati! Yesus telah bangkit dari antara orang mati, sehingga kita tidak lagi dikuasai oleh dosa. Pdt. Andri Thio mengingatkan bahwa bisa saja beberapa dari jemaat mengalami sakit selama bertahun-tahun dan kemudian mulai berpikir bahwa tidak ada jalan lain sehingga mulai mencari alternatif lain di luar Tuhan. Namun, kita harus mengetahui bahwa Allah tidak pernah tidur. Allah mengetahui permasalahan yang dialami anak-anaknya. Itulah sebabnya lebih dari 2000 tahun yang lalu Tuhan telah tergantung di kayu salib, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sekali lagi Pdt. Andri Thio menyerukan untuk semua yang hadir jangan lagi menghambakan diri kepada dosa dan jangan mengambil jalan pintas. Sebab jalan itu hanya ada di dalam Tuhan Yesus yang telah menanggung segala dosa dan yang telah menjanjikan kehidupan yang kekal kepada semua yang percaya kepada-Nya.
Pengkhotbah mengajak semua jemaat untuk menyanyikan pujian ‘Berseru Memanggil Nama-Nya’ dan jemaat pun ditantang untuk menyatakan iman percaya kepada Tuhan Yesus. Setiap yang hadir kemudian berdiri, mengangkat tangan, dan meminta pengampunan. Mereka meminta Tuhan Yesus untuk tinggal di dalam hati mereka.
Firman Tuhan kembali dilanjutkan oleh Pdt. Vera HG bahwa penebusan Kristus di kayu salib telah menjadikan setiap yang percaya menjadi anak Allah. Kemudian Pdt. Vera HG membacakan Matius 7:7-11 dan mengajak jemaat untuk meminta kepada Tuhan, sebab setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Pdt. Vera HG menyampaikan bahwa Tuhan adalah Bapa kita, maka Dia mendengar permohonan kita dan pasti menjawab asalkan kita percaya.
Firman Tuhan kembali dibacakan dari Matius 8:1-3 tentang Tuhan Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta. Orang ini tahu benar bagaimana meminta kepada Tuhan dengan sujud menyembah Tuhan. Tuhan Yesus pun mengulurkan tangan-Nya dan menjamah orang itu. Kembali semua yang hadir dibawa menyembah Tuhan dengan pujian ‘Allah Peduli’. Pdt. Vera HG mengajak mereka yang sakit untuk maju ke depan sambil terus percaya bahwa Tuhan mengasihi mereka dan mendengarkan doa.
Setiap jemaat datang sungguh-sungguh membawa hati kepada Allah, sambil menumpangkan tangan pada bagian yang sakit, mereka terus mengarahkan hati kepada Allah. Apapun sakit penyakit yang dikatakan dokter, tidak ada yang dapat menghentikan kuasa Allah bekerja. Allah segala dokter adalah pencipta yang sanggup melakukan perkara besar. Pdt. Hisar Manurung (HKBP Cikini) juga ikut menaikkan doa meminta Tuhan bekerja untuk menyembuhkan. Kemudian para counselor mendoakan mereka yang sakit dan mujizat demi mujizat pun terjadi.
Haleluya! Tuhan Yesus menyembuhkan sakit pengapuran pada kaki, benjolan di leher pun lenyap, bahkan sesak nafas, sakit pinggang, stroke, serta penyakit pada usus pun tidak dapat bertahan. Seorang ibu disembuhkan dari penyakit jantung menahun, juga penyakit pada persendian, saraf kejepit, penyakit lambung, bahkan tumor di pipi tidak sanggup bertahan. Sungguh Allah adalah Allah yang berkuasa dan Ia telah menjawab doa. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan!