Sungguh, Tuhan hanyalah sejauh doa bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya. Hal ini sangat dirasakan oleh umat Tuhan ketika KPPI kembali diadakan pada Kamis, 24 Agustus 2017.
Mereka yang sakit, berbeban berat, dan yang membutuhkan pertolongan Tuhan, berkumpul di Gedung Pertemuan Advent. Tidak jarang mereka harus menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk sampai ke tempat KPPI diadakan. Namun, iman telah membuat mereka tiba di tempat ini. Pdt. Lidya Emy mengajak semua jemaat untuk mencari Tuhan dan menyanyikan kasih setia Tuhan yang tetap untuk selamanya. Walaupun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia Tuhan akan tetap untuk selama-lamanya.
Sebuah kesaksian kesembuhan yang dialami oleh Ibu Kusiyah Ningsih ditayangkan dan menguatkan jemaat. Ibu Kusiyah yang menderita sakit kepala akibat kecelakaan motor sehingga sering membuatnya pingsan, mengalami kesembuhan di KPPI.
Jemaat yang hadir pun kemudian diajak berseru kepada Tuhan yang sanggup menyembuhkan melalui pembacaan nats Alkitab yang dibacakan oleh Pdt. Michico Sihite, yang diambil dari Roma 10:12-13.
Roma 10:12-13
12 Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.
13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.
Dengan iman, Pdt. Lidya Emy mengajak semua yang hadir untuk bangkit berdiri dan menyerukan bahwa ada kuasa di dalam Darah Anak Domba Allah. Jemaat pun bergembira, sebab mereka memiliki pengharapan di dalam Nama Yesus. Bersama-sama semua yang hadir mengangkat hati dan mencari wajah Tuhan.
Sebuah tayangan kesaksian kesembuhan kembali menguatkan jemaat. Tentang seorang balita bernama Felicia, yang disembuhkan Tuhan di KPPI setelah hampir 5 tahun datang ke KPPI. Felicia yang semula menderita lumpuh kini dapat berjalan. Puji Tuhan.
Tuhan Hanya Sejauh Iman
Pdt. Jacob B Sumbayak mengajak jemaat untuk terus berharap kepada Tuhan, karena Tuhan tidak jauh, Dia hanya sejauh doa.
Yohanes 5:1-9
1. Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.
2. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya
3. dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.
4. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya.
5. Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
6. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?”
7. Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”
8. Kata Yesus kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.”
9. Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.
Pengkotbah mengajak jemaat untuk tidak menyalahkan siapapun atas sakit penyakit yang mereka derita. Namun milikilah keteguhan hati untuk tetap berharap dan beriman kepada Tuhan seperti seorang lumpuh yang selama tiga puluh delapan tahun sakit dan disembuhkan Tuhan Yesus di Kolam Bethesda. Sekalipun kondisi fisiknya tidak memungkinkan untuk datang kepada Tuhan, dia tidak pernah berhenti berharap supaya Tuhan sembuhkan. Karena Tuhan mengetahui apa yang dialami oleh umat-Nya. Ia mau supaya semua yang hadir terus percaya dan berharap kepada Tuhan.
Sungguh, Tuhan itu nyata, Ia hanya sejauh iman. Tidak perlu menyeberangi laut untuk menggapainya, sebab Ia begitu nyata, bahkan lebih nyata dari udara dan dari segala sesuatu yang dapat kita lihat. Berharap saja kepada Tuhan dan Ia akan mendengar doa umat-Nya.
Yohanes 6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.
Setelah membacakan Firman Tuhan tersebut, maka Pdt. Jacob B Sumbayak mengajak jemaat untuk percaya bahwa Tuhan sanggup menolong. Mereka yang mau percaya kepada Tuhan, kemudian berdoa bersama memohon pengampunan dan mengundang Tuhan Yesus menjadi Tuhan dan Juru Selamat mereka.
Tuhan Menyembuhkan Umat-Nya
Ketika tiba pada doa kesembuhan, Pdt. Susan Sumbayak, memanggil mereka yang sudah lebih dari sepuluh tahun mengalami sakit juga mereka yang mengalami gangguan pada bagian hidung untuk lebih dahulu didoakan. Tuhan Yesus bekerja dan menyembuhkan mereka.
Tuhan terus bekerja juga ketika semua yang sakit diminta maju ke depan dan didoakan bersama-sama, maka kesembuhan demi kesembuhan pun terjadi. Mereka yang telah disembuhkan kemudian naik ke atas panggung untuk menyaksikan kesembuhan mereka.
Pdt. Andreas Tarigan, Pdt. Rulofine Handayani Sitompul, dan Pdp. Lukas Oey memimpin jalannya kesaksian dan menyaksikan bagaimana Tuhan telah menyembuhkan mereka yang sakit asam urat, sakit pada lambung, jantung, hidung yang bengkok, adanya gumpalan pada kandungan, pinggang, kaki, bahkan seorang anak yang didiagnosa autis pun disembuhkan oleh Tuhan. Haleluya, kemuliaan hanya bagi Tuhan.
Sebelum acara berakhir sekali lagi sebuah tantangan diberikan bagi siapa saja dari jemaat yang hadir yang mau menyerahkan diri untuk melayani Tuhan. Pdt. Timotius Fajar kemudian mengundang mereka untuk maju ke depan dan mendoakannya.
Luar biasa pekerjaan yang Tuhan lakukan pada KPPI ini, terpujilah nama Tuhan.