KPPI PUSAT 12 Oktober 2017: MINTALAH KEPADA BAPA YANG BAIK
Sejak siang, hujan cukup deras telah mengguyur Jabodetabek, namun tidak menghalangi kerinduan umat Tuhan untuk melangkahkan kakinya menuju Kebaktian Pujian dan Penyembuhan Ilahi (KPPI) yang kembali diadakan pada hari Kamis, 12 Oktober 2017.
Mereka memenuhi Audiorium Gedung Pertemuan Advent. Dengan bersukacita, semua yang hadir ikut menaikkan puji-pujian kepada Tuhan dengan dipimpin oleh Imam Pujian, Pdt. Yudi Sinambela. Walaupun mereka duduk di kursi roda, hadir dengan segala permasalahan dan beban berat, namun iman telah membawa mereka untuk datang mencari Tuhan. Setelah puji-pujian dinaikkan, Pdt. Lidya Emy mengajak jemaat untuk membaca Firman Tuhan dengan nyaring diambil dari:
Markus 1:40-42
40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.”
41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.”
42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
Sebuah film kesaksian kesembuhan yang pertama ditayangkan mengenai Ferdi, seorang anak remaja yang Tuhan sembuhkan dari sakit telinga kanan yang berdengung sehingga tidak dapat mendengar dengan jelas. Setelah didoakan di KPPI, sakit pada telinganya pun lenyap sehingga dia dapat mendengar dengan jelas dan normal.
Sebelum Firman Tuhan, kembali ditayangkan film kesaksian kesembuhan yang kedua yaitu mengenai seorang anak yang didiagnosa menderita Hidrosefalus sejak masih dalam kandungan ibunya. Horas Harahap telah divonis dokter dan harus dioperasi, tetapi sang ibu memilih untuk beriman dan membawanya ke KPPI sejak usia 6 bulan. Dari tahun 2008 sampai 2013, Horas terus dibawa untuk didoakan di KPPI. Ketekunan dan kesetiaan orang tua Horas untuk beriman kemudian membuahkan hasil. Tuhan melakukan mujizat. Apa yang dinyatakan dokter mengenai penyakitnya yang akan membawa kelumpuhan tidak terjadi. Horas tumbuh dengan baik seperti bayi lainnya bahkan kepalanya juga tidak semakin besar.
Ketika hasil CT Scan pada usia 8 tahun dibandingkan dengan hasil CT Scan saat usia 6 bulan, dokter menyatakan, “Mujizat telah terjadi.” Cairan pada otak yang seharusnya bertambah banyak dan menekan otak terlihat tinggal sedikit dan sebaliknya otak semakin berkembang. Tuhan telah bekerja. Mujizat telah berlangsung. Horas Harahap yang kini berusia 9 tahun juga hadir bersama dengan ibunya pada KPPI ini. Saat ini Horas sudah bersekolah sama seperti anak-anak normal lainnya dan tidak ada kelainan dalam pertumbuhannya. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil!
Firman Tuhan kemudian dibawakan oleh Pdt. Yohanes Nugroho yang diambil dari:
Matius 7:7-11
7 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
8 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
9 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
10 atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”
Allah kita adalah Bapa yang baik. Tidak ada kejahatan sedikitpun pada-Nya. Dia adalah Allah yang kudus. Hanya kebaikan saja yang ada pada Allah kita. Dia tidak pernah menciptakan yang tidak baik.
Penderitaan yang kita alami bukan dari Tuhan, tapi dari dosa dan kesalahan kita. Tapi ada kabar gembira, Allah yang baik ada di tengah-tengah kita, Allah mau supaya kita meminta, maka Tuhan akan memberikan kepada kita. Bagian kita hanyalah meminta. Semua dari kita bisa meminta, meskipun ada dalam keadaaan sakit, tentu kita bisa meminta.
Dia menyediakan apa yang kita rindukan, seperti damai sejahtera atau kesembuhan. Mintalah, carilah maka kita akan mendapat, ketoklah maka pintu dibukakan. Tuhan sanggup melakukannya. Setiap yang mendengarkan Firman Tuhan malam ini, berhak meminta kepada Bapa kita.
Apa yang baik akan Tuhan berikan kepada kita, asalkan kita meminta dengan iman dan percaya. Sekalipun kita sakit selama bertahun-tahun, Tuhan sanggup menyembuhkan. Apa yang mustahil dapat Tuhan lakukan? Bukankah Dia dapat menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada?
Kepada setiap orang yang meminta, Tuhan tidak memandang apakah kita orang berdosa atau orang yang jahat. Setiap orang berarti tidak ada perbedaan. Jika kita sudah mendengar firman ini maka kita memiliki hak untuk meminta.
Jika orang yang jahat saja tahu memberi yang baik kepada anaknya, apalagi Bapa kita yang sangat baik. Dia memberikan anak-Nya yang tunggal. Dia adalah Allah yang baik, segala yang baik datang dari Nya, asalkan kita meminta dengan percaya maka tidak ada yang mustahil. Sekalipun kita sakit bertahun-tahun dan tidak bisa disembuhkan, Allah sanggup melakukan mujizat. Apapun kesedihan luka hati, sakit penyakit, Dia mengerti, bahkan sebelum kita meminta kepada-Nya.
Setelah itu, pengkotbah mengajak para jemaat yang hadir untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan mengikuti doa yang dinaikkan. Semua jemaat yang mengangkat tangannya berdoa menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Kemudian, Firman Tuhan kembali dibawakan oleh Pdt. Joseph Batubara, diambil dari:
Markus 10:46-52
46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.
47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”
48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!”
49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.”
50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
51 Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, supaya aku dapat melihat!”
52 Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Firman Tuhan tentang Bartimeus, seorang yang miskin dan meminta-minta, namun ketika Yesus datang ke kotanya, maka ia berseru-seru memanggil nama Yesus. Sudah berapa lamakah kita berseru-seru kepada Tuhan? Tuhan adalah Allah yang menghargai iman kita. Jangan pernah putus asa atau berhenti berharap, tetap percaya dan bahkan lebih lagi berseru kepada Tuhan.
Seperti Bartimeus yang menanggalkan jubahnya, harta satu-satunya, untuk mengikuti Tuhan Yesus, maka jemaat diajak untuk mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Sebab Tuhan sanggup, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Apa yang kita kehendaki supaya Tuhan perbuat bagi kita? Bartimeus tahu apa yang paling dia butuhkan. Apakah yang paling kita butuhkan malam ini? Kesembuhan atau pemulihan, Tuhan sanggup memberikannya, sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
Pengkotbah pun mengajak jemaat yang sakit untuk maju ke depan untuk didoakan.
Doa kesembuhan dinaikkan oleh Pdt. Joseph Batubara, Pdt Yohanes Nugroho, dan Pdt. Judah Pakasi. Kemudian para konselor mulai mendoakan setiap yang sakit satu per satu. Jemaat terus diajak untuk percaya, bahwa Tuhan sanggup menyembuhkan.
Tuhan bekerja, kesembuhan pun terjadi. Banyak sekali penyakit yang disembuhkan malam itu, di antaranya: benjolan pada tubuh, sakit asma yang sudah beberapa tahun, sakit jantung, sakit vertigo tahunan, cedera pada lutut, migrain, dan kanker serviks yang sudah tahunan. Luar biasa, Tuhan melakukan perkara ajaib di hadapan umat-Nya.
Setelah itu, Pdt. Philipus Suwandi menantang setiap jemaat yang mau dipakai Tuhan supaya mengangkat tangannya dan maju ke depan untuk didoakan. Beberapa orang pun maju menyerahkan hidup mereka dan didoakan.
Kebaktian ditutup dengan pesan agar semua yang hadir kembali ke gereja masing-masing dan menjadi berkat di sana.