Pada bulan November 2002 tiba-tiba badan saya panas dan kepala saya pusing sekali. Penyakit ini berlangsung selama berhari-hari dan saya dibawa ke Puskesmas. Dokter mengatakan bahwa saya menderita maag dan diberi obat tetapi setelah minum obat tidak ada perubahan pada diri saya.
Penyakit itu berlangsung terus menerus dan berat badan saya turun drastis dari 55 kg hingga 31 kg. Kondisi saya semakin memburuk. Pada tanggal 7 Juli 2003 saya mulai tidak sadarkan diri. Saya hanya berbaring di tempat tidur, bahkan membuang air kecil dan membuang air besar di tempat tidur. Orang tua saya tidak mengetahuinya.
Setelah mereka tahu, mereka hanya membersihkan saja. Lalu pada tanggal 10 Juli 2003 saya dibawa ke UGD. Saya harus menjalani tes darah dan rontgen. Dokter menyatakan saya positif terkena penyakit TBC Milier yang biasanya disertai TBC Otak (Meningitis). Saat itu juga saya langsung dirawat inap selama 7 hari. Namun karena tidak ada biaya maka saya minta pulang saja. Dirawat sendiri di rumah kondisi saya semakin parah.
Saya tidak sadarkan diri berhari-hari. Pada hari kesepuluh saya tidak sadar, seorang hamba Tuhan datang dan mendoakan saya. Keesokan harinya, saya mulai sadarkan diri, namun perut merasa mual dan saya tidak berhenti muntah-muntah. Saya juga merasakan rasa sakit yang teramat sangat di kepala saya. Dokter menyatakan tidak ada harapan untuk disembuhkan. Ibu saya terus berdoa dan beriman untuk kesembuhan saya.
Tiba-tiba ada seorang hamba Tuhan yang datang dan mengajak saya untuk pergi ke acara KPPI. Saya mengikuti acara KPPI sebanyak 5 kali dan setiap di acara KPPI saya merasakan ada perubahan pada tubuh saya. Pada kedatangan saya yang kelima saya merasakan ada seseorang menjamah tubuh saya.
Setelah saya didoakan saya merasa sangat kuat dan sehat, tidak lagi merasa pusing. Waktu datang saya masih harus dituntun saat berjalan, tetapi setelah didoakan saya sudah sangat sehat, kuat dan bisa berlari. Saya sangat mengucap syukur pada Tuhan yang telah menyembuhkan saya, walaupun dokter sudah menyatakan bahwa saya harus dioperasi. Tetapi Tuhan sangat baik pada saya. Dia telah menyembuhkan saya dari penyakit yang berbahaya ini.
Tahun berlalu. Tanpa terasa sudah lima belas tahun berlalu sejak saya disembuhkan. Pada tahun 2018 kondisi kesehatan saya tetap sempurna. Saya kini telah menikah dan hidup bahagia bersama suami saya di Magelang. Kami sangat bersyukur atas semua perbuatan besar yang Tuhan lakukan atas hidup saya. Terpujilah Tuhan.