Berikut adalah kesaksian kesembuhan dari Yosep, seorang anak muda berusia 19 tahun, yang divonis dokter menderita sakit tumor otak yang tidak dapat disembuhkan.
Penderitaannya dimulai pada suatu hari di bulan Desember 2005, ketika Yosep tiba-tiba merasakan pusing yang luar biasa dan tidak tertahankan sehingga membuat ia jatuh pingsan. Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit. Selama seminggu di RS kondisinya bertambah parah. Awalnya masih sadar tapi pada hari ke empat ia menjadi lumpuh, buta, dan tidak bisa mendengar suara. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Yosep menderita tumor otak yang sudah menebal, melebar dan harapan hidupnya tipis. Dokter menyatakan bahwa Yosep sudah sekarat jadi lebih baik dibawa pulang saja. Dia sudah seperti mayat hidup ketika dibawa pulang.
Selama di rumah kondisinya sudah amat parah. Sang ibu hanya dapat berserah kepada Tuhan dan tinggal menunggu kapan anaknya akan dipanggil Tuhan. Namun orang tuanya tidak menyerah dan terus berdoa, “Kalau Tuhan mau panggil, kami pasrah. Tapi kalau Tuhan mau kasih anak saya hidup lagi kami bersyukur pada Tuhan karena itu adalah anugerah muzijat Tuhan luar biasa buat keluarga kami.”
Suatu hari seorang teman gereja ibunya, menceritakan kesaksian bagaimana ia pernah sakit dan mengikuti KPPI di Pancoran. Di KPPI dia didoakan dan menerima kesembuhan yang luar biasa dan tiga hari kemudian seorang hamba Tuhan dari KPPI datang mengundang kami untuk hadir ke KPPI.
Pada tanggal 12 Januari 2006 Yosep dan kedua orangtuanya menghadiri KPPI untuk pertama kalinya. Dengan kondisi tubuh yang lumpuh dan lemah, ia harus digendong empat orang memasuki ke ruang kebaktian. Ia dibaringkan di lantai beralaskan tikar. Ia terus-menerus mengerang kesakitan. Namun malam itu imannya dan iman kedua orang tuanya sungguh dibangkitkan melalui pemberitaan Firman Tuhan. Mujizat terjadi. Keesokan harinya ia bisa mengangkat tangan dan juga kakinya yang tadinya lumpuh sudah dapat digerakkan.
Kamis, 26 Januari 2006, Yosep datang kembali ke KPPI untuk kedua kalinya. Ia masih lumpuh, buta dan sering mengerang kesakitan. Kali ini imannya semakin dikuatkan, seiring dengan doa-doa yang dinaikkan para hamba Tuhan bagi Yosep di KPPI. Setelah pulang keadaannya semakin membaik. Tiga hari kemudian ia mulai bisa melihat dan membaca tulisan yang ada di undangan KPPI.
Kemajuan yang dialami semakin nyata dan sungguh ajaib karena dia semakin sehat dan pulih secara sempurna. Pada tanggal 9 Februari 2006 Yosep datang ke KPPI untuk menyaksikan kesembuhannya. Ia yang tadinya tidak bisa berjalan, lumpuh total sehingga hanya bisa terbaring, dan juga buta, tidak dapat melihat sama sekali, namun kini telah disembuhkan Tuhan. Ibu Yosep juga turut bersaksi dan menceritakan bagaimana pada hari pertama ke KPPI, anaknya hanya terbaring di lantai keramik karena kondisinya sangatlah parah. Tetapi Puji Tuhan, dengan iman, Yosep menerima kesembuhan yang sempurna dari Tuhan Yesus sendiri. Perkara besar telah Tuhan nyatakan atas Yosep. Tumornya sudah diangkat Tuhan Yesus, juga strokenya tidak ada lagi. Haleluyah…Puji Tuhan!!
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (Lukas 1 : 37)