Betapa indah kasih Tuhan yang dicurahkan bagi umatNya. KasihNya yang besar selalu dinyatakan di Kebaktian Pujian dan Penyembuhan Ilahi (KPPI) yang kembali diadakan pada Kamis, 26 Juli 2018. Bertempat di auditorium Gedung Pertemuan Advent. UmatNya telah datang dari berbagai penjuru kota Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Mereka datang dengan seluruh beban mereka dan pengharapan untuk menerima mujizat Tuhan.
KPPI juga disiarkan secara live streaming melalui Facebook. Selain diikuti secara pribadi, sekitar 155 kelompok telah berkumpul untuk bersama-sama mengikuti siaran live streaming KPPI di berbagai penjuru Indonesia.
Sebelumnya ditayangkan sebuah film kompilasi 25 tahun KPPI telah berlangsung, yaitu cuplikan berbagai foto dan tayangan KPPI dari pertama KPPI diadakan di tahun 1993 hingga tahun 2018. Mulai dari KPPI berlangsung di Jakarta hingga diadakan di berbagai kota dan pulau di seluruh Indonesia.
Pdt. Jul A Hutabarat mengajak semua yang hadir memuji Tuhan dengan sukacita, meninggikan Allah yang penuh kasih setia dan teramat baik. Semua memuji dan menyembah Tuhan dengan sepenuh hati.
Ada beberapa film kesaksian kesembuhan yang ditayangkan. Dua film pertama adalah mengenai kesaksian kesembuhan yang terjadi pada seorang anak laki-laki yang disembuhkan dari tuli dan seorang ibu yang disembuhkan dari kanker ganas yang mematikan dan dinyatakan tidak dapat sembuh. Film kesaksian berikutnya adalah mengenai seorang ibu yang disembuhkan dari sakit nyeri pada lutut saat menyaksikan Live Streaming KPPI dari Facebook di Yogyakarta. Film kesaksian ke empat adalah mengenai seorang ibu yang disembuhkan dari vertigo. Betapa baiknya Tuhan dan sanggup melakukan lebih dari apa yang dapat kita bayangkan.
Pemberitaan Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Jacob Sumbayak. Disampaikan bahwa Tuhan sangat memperhatikan kita dan tidak melupakan kita. Rambut di kepala kita dihitungNya. Burung pipit yang kecil dan harganya sangat murah saja Tuhan pelihara. Ada Tuhan yang membuat kita dapat menghirup nafas kita. Yang memandang dengan belas kasihan ketika kita tidak dapat melangkah. Hanya Tuhan sumber pengharapan dan pertolongan kita.
Dalam keputus-asaan kita dapat memandang kepada Tuhan. Pertolongan kita datang dari Tuhan Pencipta langit dan bumi. Saat kita memandang ke langit dan awan yang bergerak, ingatlah bahwa Tuhan Yesus akan datang di awan-awan. Hendaklah kita mengangkat hati dan iman kita, menyiapkan hati kita, percaya Tuhan akan datang kembali. Tinggalkan segala keluh kesah dan kekuatiran dunia, lepaskan semua hal dunia dan memandang ke awan-awan. Siapkah kita menunggu hari kedatangan Tuhan?
Markus 10 : 46-52 Yesus menyembuhkan Bartimeus Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.”Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.”
Bagaimana orang ini bisa sembuh? Karena Yesus berkata pergilah, imanmu telah menyembuhkanmu. Penting sekali untuk beriman. Kita harus percaya sungguh- sungguh kepada Yesus, maka kita akan diselamatkan. Karena Yesus adalah Tuhan sendiri. Dia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Kita tidak dapat melihat wujud Allah namun jikalau ingin melihat Allah maka lihatlah kepada Yesus. Kalau kita percaya kepada Yesus maka kita diselamatkan.
Orang buta ini tidak dapat melihat tapi dia mendengar Yesus lewat maka dia berseru, “Yesus Anak Daud, kasihanilah aku!” Dia tidak dapat melihat, tetapi dia menggunakan mulutnya untuk berseru. Dia tidak tahu dimana kaki Yesus maupun tangan Yesus, tetapi dia menggunakan mulutnya untuk menarik perhatian Yesus. Walaupun ada tantangan dia berjuang, dia berteriak dan berseru. Dia menunjukan imannya kepada Yesus.
Kita perlu iman percaya bahwa Yesus sanggup menolong kita, melepaskan kita dan menyembuhkan kita. Kita harus percaya dan harus keluar dalam tindakan kita.
Akhirnya Yesus bertanya, “Apa yang engkau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Kata orang itu, “ Aku mau supaya aku dapat melihat.” Lalu kata Yesus, “Pergilah, imanmu telah menyembuhkan.” Dari caranya dan teriakannya maka Tuhan melihat iman orang buta ini.
Jika kita percaya dengan iman bahwa Yesus diutus Tuhan menjadi Juruselamat maka kita diselamatkan. Kalau kita percaya kepada Yesus maka itu adalah anugerah pemberian Tuhan. Tuhan Yesus mati dan tergantung di kayu salib, itu adalah suatu yang sangat berharga. Ketika kita percaya maka kita diselamatkan.
Lalu diberikan tantangan untuk menerima Yesus dan percaya kepada Yesus. Nampak banyak yang berdiri menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat.
Susan Sumbayak maju dan menyampaikan bahwa Tuhan itu baik. Semua yang melayani di KPPI tidak bisa memberikan apa-apa tapi percayalah kepada Tuhan Yesus. Ia sanggup menolong, sesusah apapun yang kita hadapi. Kalau sudah menerima Yesus, apakah yang kita harapkan, bahwa jika Tuhan Yesus datang di awan-awan maka kita dijemput. Hendaklah percaya kepada Yesus. Jika kita bertobat dan disembuhkan, maka nantikanlah Tuhan. Jangan lagi kita pergi dari Tuhan. Jadikan hidup kita kesaksian bagi kemuliaan Tuhan. Jika Yesus ada di awan-awan maka kita akan ada di sana.
Bagi yang sakit pada telinga diminta maju terlebih dahulu untuk didoakan. Seorang ibu yang mengalami gangguan pendengaran selama 1 tahun disembuhkan dan dapat mendengar dengan jelas.
Kemudian semua yang sakit diminta maju ke depan untuk didoakan. Para konselor dan hamba Tuhan dari berbagai gereja dipanggil terlebih dahulu. Setelah doa kesembuhan dinaikkan maka para konselor mendekati tiap-tiap yang sakit dan mendoakan mereka satu persatu.
Tuhan bekerja dan melakukan mujizatNya. Berbagai kesembuhan terjadi. Mereka disembuhkan dari telinga kanan sakit dan kurang mendengar, sesak nafas, dua tahun nyeri pada bagian perut, vertigo 20 tahun, sakit jantung 5 tahun, komplikasi kanker rahim,ginjal membengkak dan syaraf kejepit, sakit pada batu empedu selama 4 bulan dan sesak, tangan keram 3 tahun, syaraf kejepit setahun, darah tinggi, stroke kaki kiri, sesak nafas, punggung sakit seperti ditusuk, sakit perut bagian kiri 5 tahun, maag 1 tahun, sakit pinggang 12 tahun, sakit pendarahan 6 tahun, stroke 3 tahun, tangan kebas 6 bulan.
Berbagai kesembuhan juga terjadi atas mereka yang mengikuti KPPI melalui Live Streaming. Seorang bapak di Tasikmalaya disembuhkan dari sakit radang pankreas, seorang bapak di Nias disembuhkan dari sakit sesak nafas, seorang ibu di Ambon disembuhkan dari sakit sakit telinga 1 bulan, seorang ibu di Tondano disembuhkan dari benjolan di telinga kiri, seorang anak muda di Kupang disembuhkan dari sakit dada sejak kecil.
Sungguh besar dan ajaib pekerjaanNya. Kemudian disampaikan bahwa selagi masih ada waktu maka inilah kesempatan terbaik untuk melayani Tuhan. Diberikan tantangan bagi mereka yang rindu melayani Tuhan. Banyak yang mengangkat tangan dan berdiri.
Ibadah ditutup oleh Pdt. Timotius Dewanto dan diingatkan agar semua jemaat kembali ke gereja local masing-masing menjadi berkat di sana.
KPPI merupakan pelayanan interdenominasi yang diselenggarakan oleh GPPI Pondok Daud Jakarta sejak tahun 1993.