Sukacita dan damai sejahtera selalu ada di rumah Tuhan. Demikianlah dirasakan umat Tuhan ketika memasuki Auditorium Gedung Pertemuan Advent, tempat Kebaktian Pujian dan Penyembuhan Ilahi (KPPI) diadakan pada Kamis, 13 September 2018.
Ibadah ini juga dapat diikuti secara online di Facebook melalui program Live Streaming. Ada banyak kelompok yang berkumpul menyaksikan KPPI di berbagai kota di Indonesia.
Walaupun banyak dari jemaat Tuhan datang dengan pergumulan dan beban berat, tetapi selalu ada pengharapan di dalam Tuhan Yesus. Pdt. Togu Hasiholan memimpin semua jemaat untuk memuji Tuhan dan sukacita Tuhan pun mengalir memenuhi hati setiap yang percaya. Selalu ada pengharapan di dalam Tuhan dan iman yang dinaikkan kepada Tuhan tidak pernah kembali dengan sia-sia.
Sebuah film kesaksian ditayangkan tentang Eko Manaku yang mengalami patah pada 2 tulang belakangnya akibat jatuh dari ketinggian. Eko Manaku berasal dari Jayapura dan datang ke Jakarta dalam rangka pengobatan. Namun sebelum ia menjalani operasi, seseorang mengundangnya datang ke KPPI. Ketika Eko Manaku didoakan, ia pun mengalami kesembuhan. Ia dapat bergerak dengan tidak mengalami sakit juga ia pun dapat melepaskan korset penyangga tulang belakangnya. Puji Tuhan. Tuhan Yesus menyembuhkan tulang belakang yang patah.
Kesaksian ini sungguh membangkitkan iman jemaat yang hadir.
Pdt. Rima Situmorang kemudian membacakan Yohanes 11:40
“Jawab Yesus: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?”
Ya, iman tidak akan pernah kembali dengan sia-sia. Semua jemaat terus memuji Tuhan dengan pengharapan kepada Tuhan.
Sebuah film kesaksian yang kedua ditayangkan tentang Merisa Lase yang sakit ginjal sehingga harus menjalani cuci darah setiap minggu. Ia pun didoakan di KPPI dan Tuhan Yesus menyembuhkan.
Jemaat pun semakin berharap kepada Tuhan sebab kepada yang letih, lesu, dan berbeban berat, Tuhan pasti memberikan kelegaan.
Jemaat pun semakin berharap kepada Tuhan sebab kepada yang letih, lesu, dan berbeban berat, Tuhan pasti memberikan kelegaan.
Pdt. Jacob Sumbayak membawakan Firman Tuhan dari Markus 2 :13-17 tentang Lewi, pemungut cukai yang menjadi pengikut Yesus. Lewi yang juga disebut Matius pun menjadi murid Kristus. Hal ini menjadi pertanyaan para ahli Taurat, mengapa Tuhan Yesus makan bersama orang berdosa? Acap kali Tuhan Yesus terlihat ada bersama orang-orang berdosa, seperti pemungut cukai dan perempuan sundal. Matius 21:31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka: “Yang terakhir.” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Tuhan Yesus datang bukan untuk orang benar, melainkan untuk memanggil orang berdosa untuk bertobat. Demikian juga yang terjadi dengan Zakeus, kepala pemungut cukai. Ketika Zakeus bertobat, maka terjadi suatu perubahan besar. Lukas 19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”
Tuhan Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan orang berdosa, seperti lewi, Zakeus, juga perempuan sundal. Orang berdosa bila percaya kepada Tuhan Yesus maka diselamatkan, sebab Tuhan Yesus yang penuh dengan kasih telah mengorbankan nyawanya, mati di kayu salib untuk menyelamatkan orang berdosa. Sehingga dosa yang merah seperti kirmizi akan menjadi putih seperti salju.
Pdt. Jacob Sumbayak kemudian menantang siapa yang mau menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat. Banyak dari jemaat yang mengangkat tangan dan kemudian berdoa bersama.
Setelah itu, Susan Sumbayak memanggil mereka yang menderita penyakit ginjal untuk didoakan.
Doa-doa terus dinaikkan secara bergiliran oleh Pdt. Hezel Sumbayak, Pdt. Yohanes Nugroho, dan Pdt. Joseph Batubara. Semua konselor dan pendoa diminta untuk maju ke depan, demikian juga semua orang yang sakit. Semua mendoakan yang sakit satu persatu dengan sungguh-sungguh.
Mujizat demi mujizat pun terjadi. Kesaksian dibawakan oleh Pdt. Rudy Ang, Pdt. Maruli Sinambela, dan Pdt. Evan.
Berbagai penyakit disembuhkan seperti sakit keram lambung, sakit jantung, sakit ginjal, sakit pengapuran hingga berjalan dengan tongkat, asam urat, paru-paru, penyempitan syaraf, kanker nasofaring, dan banyak penyakit lainnya. Secara mujizat, seseorang yang menyaksikan KPPI lewat live streaming dari Sabah, Malaysia juga mengalami kesembuhan dari wasir. Selain itu ada juga yang mengalami kesembuhan dari sulit mendengar, sakit polip, dan benjolan yang hilang saat menyaksikan live streaming.
Sungguh Tuhan Yesus tidak pernah berubah, dahulu, sekarang, sampai selama-lamanya.
Berbagai penyakit disembuhkan seperti sakit keram lambung, sakit jantung, sakit ginjal, sakit pengapuran hingga berjalan dengan tongkat, asam urat, paru-paru, penyempitan syaraf, kanker nasofaring, dan banyak penyakit lainnya. Secara mujizat, seseorang yang menyaksikan KPPI lewat live streaming dari Sabah, Malaysia juga mengalami kesembuhan dari wasir. Selain itu ada juga yang mengalami kesembuhan dari sulit mendengar, sakit polip, dan benjolan yang hilang saat menyaksikan live streaming.
Sungguh Tuhan Yesus tidak pernah berubah, dahulu, sekarang, sampai selama-lamanya.
Ibadah ini diakhiri dengan satu tantangan bagi siapa saja yang rindu melayani Tuhan. Mereka yang mengangkat tangannya diminta maju ke depan untuk didoakan.
Ibadah ditutup dengan sebuah pesan agar semua yang hadir selanjutnya dapat kembali dan giat melayani di gereja mereka masing-masing.
KPPI merupakan pelayanan interdenominasi yang telah berlangsung sejak tahun 1993 dan diselenggarakan oleh GPPI Pondok Daud Jakarta.
Ibadah ditutup dengan sebuah pesan agar semua yang hadir selanjutnya dapat kembali dan giat melayani di gereja mereka masing-masing.
KPPI merupakan pelayanan interdenominasi yang telah berlangsung sejak tahun 1993 dan diselenggarakan oleh GPPI Pondok Daud Jakarta.