Pemandangan yang sungguh mengharukan. Mereka yang sakit memasuki tempat berlangsungnya ibadah KPPI pada hari Kamis, 19 September 2019, di Auditorium Gedung Pertemuan Advent, Jl. MT Haryono, Kav 4-5, Tebet, Pancoran, Jakarta Selatan.
Nampak seorang ibu yang didorong di kursi roda memasuki ruangan. Ada beberapa orang lagi yang menggunakan kursi roda hadir. Seorang bapak nampak menggunakan penyangga di leher, ternyata dia tidak saja datang dalam kondisi sakit yang luar bisa di leher tapi juga mewakili anaknya yang berusia 5 bulan dan sedang dirawat di ICU karena kanker. Masih ada banyak lagi yang datang dan menderita berbagai sakit penyakit. Mereka datang dengan penuh pengharapan menerima mujizat dari Tuhan.
Ibadah ini juga disiarkan melalui Live Streaming Program di Facebook. Selain itu juga berkumpul beberapa persekutuan yang dilakukan untuk mengikuti siaran program ini di berbagai kota di Indonesia.
Kebaktian diawali dengan pemutaran film pendek mengenai pelayanan KPPI selama 25 tahun yang pertama kali diadakan pada tahun 1993. Tuhan tidak pernah berubah dan selalu menyatakan kuasaNya.
Film-film kesaksian mujizat kesembuhan yang terjadi di KPPI ditayangkan untuk membangkitkan iman mereka yang hadir. Mulai dari seorang bapak yang disembuhkan dari sakit kulit yang parah selama 17 tahun; juga seorang ibu yang disembuhkan dari sakit pinggang yang membuatnya sulit duduk ataupun berbaring selama 8 tahun disembuhkan dan seorang bapak yang mengalami sakit perut dan tuli telinga kiri selama 10 bulan yang menyebabkan dia tidak dapat bekerja secara mujizat disembuhkan. Allah kita adalah Allah yang membuat mujizat.
Ibadah juga dipenuhi dengan pujian dan penyembahan kepada Allah yang baik dan selalu mau mendengarkan doa.
Yesus Anak Allah yang Hidup
Hamba Tuhan, Pdt. Ruben Ferlianto maju dan menyampaikan Firman Tuhan dari Mat 8:24-27 mengenai Tuhan Yesus meredakan angin ribut. Disampaikan bahwa 2000 tahun yang lalu benar-benar terjadi bahwa ada Seorang manusia yang sanggup meredakan angin ribut. Orang apakah Dia ini? Pada peristiwa yang lain, murid-murid sedang pergi dan tiba-tiba mengamuklah angin dan murid-murid hampir tenggelam. Saat itu Tuhan Yesus berjalan di atas air menghampiri mereka. Bukan saja Yesus berjalan mengatasi gravitasi, tidak ada orang yang bisa mengatasi hukum gravitasi tetapi Tuhan Yesus sanggup mengatasi hukum gravitasi. Pada peristiwa lain, dalam sebuah perjamuan, Tuhan Yesus sanggup membuat air menjadi anggur. Orang apakah Dia ini?
Pada peristiwa lain Tuhan Yesus sanggup memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan. Juga ada peristiwa dimana semua orang sakit datang kepada Dia dan semua disembuhkanNya, tidak ada satupun sakit yang tidak dapat disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Sakit apapun telah dibuktikan dalam kitab Injil, semua yang datang dengan percaya maka disembuhkan Tuhan Yesus.
Pada suatu saat ada seorang yang bernama Lazarus yang sudah 4 hari meninggal, maka Tuhan Yesus berkata : “Lazarus, keluarlah!” Orang apakah ini, yang sanggup membangkitkan orang mati?
Dia adalah Anak Allah dan namaNya adalah Yesus Kristus. Dia bukan orang sembarangan. Dia bukan sekedar nabi. Dia adalah Allah tang menciptakan langit bumi, laut dan seluruh isinya dan yang turun ke atas muka bumi. Dia sanggup sebab Dia adalah Allah yang turun menjadi manusia.
Dia mau hidup sama seperti kita, Dia mau menderita, namun satu hal Dia tidak pernah berbuat dosa, tapi Dia dapat merasakan semua penderitaan. Kenapa Dia mau turun ke dunia? Kenapa Dia mau mengalami segala penderitaan? Karena dia mengasihi kita semua. Karena Dia mau menolong kita. Karena Dia mau menyembuhkan kita. Karena Dia mau menyelamatkan kita.
Pada saat doa tantangan menerima Tuhan Yesus jemaat diajak untuk bertobat dari dosa dan mau percaya sepenuhnya akan penebusan Tuhan Yesus, maka jemaat diajak untuk mengangkat tangan mereka. Mereka juga diajak untuk berdiri di tempat dan sungguh-sungguh menyembah Tuhan. Jemaat secara bersama-sama berdoa dan untuk menerima Tuhan Yesus di dalam hati mereka.
Pemberitaan firman Tuhan kembali disampaikan oleh Pdt. Joseph Batubara, yang diambil dari Markus 5:24-27 tentang seorang perempuan yang sakit pendarahaan selama 12 tahun. Perempuan tersebut hidup dengan menderita. Tapi perempuan ini berani mendekati Yesus dan hanya sendirian. Pdt. Joseph mengatakan meski hidup dalam penderitaan perempuan itu tidak menyerah. Perempuan itu sudah mendengar tentang Tuhan Yesus yang sudah menyembuhkan orang sakit kusta, menyembuhkan orang lumpuh dan membangkitkan orang mati.
Jemaat diingatkan bahwa Tuhan tahu setiap perjuangan yang sudah dilakukan, seperti perempuan pendarahaan yang berusaha mendekati dan bertemu Yesus untuk menjamah ujung jubah Yesus. Perempuan itu tahu tidak mudah menerobos orang banyak yang mengikuti Yesus, tapi perempuan itu mengambil satu keputusan untuk mendekat kepasa Yesus.Disampaikan kepada jemaat untuk tidak menyerah karena kita punya Tuhan Yesus. Dia Yesus yang sama yang dapat membangkitkan orang mati.
Mujizat Masih Berlangsung
Pada saat doa bersama untuk kesembuhan, setiap jemaat yang sakit maju ke depan dan berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk suatu mujizat kesembuhan terjadi. Doa kesembuhan dinaikan oleh Pdt. Joseph Batubara, Pdt. Philipus Suwandi dan Pdt. Yohanes Nugroho. Setelah itu, setiap jemaat yang sakit didoakan oleh pelayan KPPI.
Puji Tuhan, begitu banyak mukjizat kesembuhan yang terjadi: lambung 10 tahun, kanker paru stadium 4 selama 3 bulan, keseleo dan lutut sulit diangkat selama 5 minggu, kecelakaan dan harus menggunakan tongkat, tulang leher sakit selama 4 bulan, jantung 2 tahun, lutut 3 tahun, jantung 1 tahun, amandel sulit bicara karena sakit tenggorokan, sakit kepala, sesak, lambung, lutut sulit berdiri lama, sesak nafas selama dua bulan, kanker serviks stadium 3 selama 4 bulan, sakit pinggang selama 1 tahun, sakit pusing selama 2 bulan, sakit sesak selama 2 tahun, sakit jantung selama 15 tahun, sakit perut selama 6 tahun.
Kesembuhan juga terjadi kepada mereka yang menyaksikan melalui Live Streaming. Seorang ibu di Cikampek disembuhkan dari sakit asam lambung selama 2 tahun. Seorang bapak di Humbahas, Sumatera Utara mengalami kesembuhan dari sesak nafas selama 6 bulan.
Setelah doa kesembuhan berakhir, maka Pdt. Timotius Fadjar mengajak jemaat untuk menyerahkan hidup melayani Tuhan. Jemaat dengan sukacita maju ke depan menyerahkan hidup mereka untuk melayani Tuhan.
Kebaktian ditutup dengan pesan agar semua yang hadir kembali ke gereja masing-masing untuk giat melayani di sana.
KPPI adalah pelayanan interdenominasi yang telah berlangsung sejak tahun 1993 dan diselenggarakan oleh GPPI Pondok Daud Jakarta.