Mistar Lumban Gaol tinggal di Medan, Sumatra Utara. Dia mengalami kesulitan mendengar pada kedua telinganya sejak dia masih di Sekolah Dasar.

Penyakit ini berawal ketika suatu hari dia berenang di kolam ikan yang keruh airnya bersama teman-temannya. Air yang keruh masuk ke dalam telinga kiri dan kanannya.

Tiga hari kemudian, telinganya terasa sakit dan bengkak. Badannya  juga demam. Tetapi dia diamkan saja. Orangtuanya membersihkan telinganya, karena dia merasa sakit pada telinganya itu.

Ketika dia kelas 5 SD, telinganya mengeluarkan cairan yang berbau tajam sehingga dia merasa minder dan teman-temannya menjauh darinya. Tapi dia tetap tidak berobat.

Saat SMP pendengarannya semakin berkurang. Dia mengalami kesulitan saat belajar di kelas. Terutama ketika dia harus menuliskan  apa yang dibacakan guru. Dia tidak dapat mendengar suara gurunya dengan jelas. Akibatnya, bukunya selalu kosong.

Saat SMA dia memeriksakan diri ke dokter. Maka dinyatakan bahwa selaput gendang telinganya robek. Dokter memberikan obat. Tetapi, setelah obat habis masih ada infeksi di telinganya. Dokter mengatakan bahwa cairan akibat infeksi itu membuat selaput gendang telinganya menjadi robek.

Akibat penyakitnya ini, dia tidak jelas mendengar saat dipanggil oleh orang yang berdiri di dekatnya, sehingga orang tersebut harus memanggilnya beberapa kali. Selain itu, ada suara mendengung pada telinganya yang membuatnya sering merasa pusing.

Saat dia bekerja di Jakarta, telinganya tetap terasa tidak enak. Dia berobat ke dokter di daerah Cengkareng dan dokter mengatakan bahwa selaput gendang telinga kiri dan kanannya sudah robek. Dokter menyarankannya ke dokter spesialis THT.

Pada tanggal 20 Maret 2018, dokter spesialis THT memeriksa kondisi telinganya dengan peralatan modern. Dia menjalani CT Scan pada Mastoid Bone, yaitu tulang yang penting didalam telinga. Ternyata, kedua telinganya telah rusak parah. Selaput gendang telinga kanan robek cukup besar dan selaput gendang telinga kiri sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu, dokter menyarankandioperasi untuk membersihkan infeksi yang ada pada telinganya. Tapi, dokter tidak menjamin bahwa pendengarannya akan semakin tajam setelah dioperasi. Dokter juga menyarankan kepadanya untuk memakai gendang telinga buatan agar dia dapat mendengar dengan jelas. Dia tidak mau dioperasi.

Dia memutuskan untuk pulang kembali ke Medan dan berobat di salah sebuah rumah sakit disana. Dia diberikan obat. Tapi, setelah obat habis, telinganya sakit lagi.

Seorang hamba Tuhan mengajaknya ke KKR Kesembuhan Ilahi yang diadakan oleh tim KPPI (Kebaktian Pujian & Penyembuhan Ilahi) Jakarta di Gereja Kemuliaan Sion di Medan pada tanggal 8 April 2018.

Dia hadir di KKR Kesembuhan Ilahi di Gereja Kemuliaan Sion. Sesudah didoakan, Mistar sudah bisa mendengar dengan jelas. Haleluya ! Ke 2 telinganya disembuhkan oleh Tuhan Yesus.

Bahkan, saat dia cek ke dokter sesudah disembuhkan secara mujizat oleh Tuhan Yesus, dokter pun bingung dan terheran-heran, “Ini mujizat ! Karena selaput gendang telinga bermasalah, tapi dia bisa mendengar dengan jelas. Bahkan, detak jarum jam pun bisa didengarnya.”

Tuhan itu baik kepada semua orang dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikanNya (Mazmur 145 : 9).

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *