Berikut adalah kesaksian kesembuhan dari Peski Johan Panjaitan dari lumpuh selama 2 bulan.

Pada bulan Desember 2008 ia merasakan keram dan kesemutan di kedua kaki dan tangannya, bahkan jari-jari di kaki dan tangan tidak bisa digerakkan.  Ia pun memeriksakan dirinya di Klinik. Dokter mengatakan dia mengalami sakit asam urat dan gejala rematik.  Kemudian ia diberikan obat oleh dokter, namun rasa kesemutan dan keram masih ada, malahan terasa lebih berat.

Kemudian ia berobat ke rumah sakit dibiayai oleh adiknya.  Di rumah sakit ia bertemu dengan dokter spesialis syaraf. Saat ditanyakan mengenai kebiasaan hidupnya dahulu, iapun menceritakan bahwa dahulu saat masih muda ia memang memiliki kebiasaan yang tidak baik seperti mabuk, begadang, berpesta, bahkan mengkonsumsi obat-obatan.  

Dokter mengatakan penyakit yang dia derita ini adalah pengaruh dari kebiasaan buruk semasa mudanya sehingga terkena gangguan syaraf. Kalau tidak diatasi dari sekarang maka ia bisa mengalami stroke.  Kemudian atas instruksi dokter, ia disuruh memeriksakan darah ke laboratorium setelah 5 hari minum obat dan kembali lagi membawa hasil tes darah tersebut. Hasilnya dinyatakan bahwa kekebalan tubuhnya berkurang dan tidak ada obat menyembuhkannya. Ia hanya disarankan untuk rajin berolah-raga, banyak makan buah dan makanan yang bergizi. 

Sepulang dari rumah sakit, berbagai usaha dilakukan untuk kesembuhannya. Namun kondisinya tidak juga membaik dan tubuhnya semakin lemah.  Akhirnya ia pergi ke Jakarta, ke tempat orang tuanya. Ternyata kondisinya bertambah parah dan tidak bisa berjalan sama sekali.  Maka ia meminta istrinya yang berada di kota lain berhenti bekerja dan datang merawatnya.   Kondisi saat itu ia sama sekali tidak bisa berjalan, harus dipapah, makan harus dibantu karena tangannya sudah tidak bisa memegang sendok dan garpu. Bahkan bila membaca buku maka harus untuk membalikkan halaman buku pun harus dibantu istrinya. 

Suatu hari ada yang datang ke rumah dan bertemu dengan ibunya. Ternyata mereka adalah hamba Tuhan dari tim KPPI. Ibunya  langsung menceritakan bahwa anaknya sakit dan minta didoakan. Sebenarnya mereka tidak merencanakan untuk datang ke rumahnya.  Mendengar hal ini ia menangis terharu karena menyadari bagaiamana Tuhan telah mengutus hambaNya kepdanya.  Kemudian mereka berdoa, membacakan firman Tuhan yang menguatkan dia dan mengundang untuk ikut kebaktian KPPI. Ia pun bersedia datang.

Pada tanggal 14 Mei 2009, untuk pertama kali ia datang ke KPPI di Gedung Advent, Pancoran, dengan menggunakan kursi roda. Pada saat menyembah Tuhan ia menangis merasakan jamahan Tuhan. Pada saat itu juga ia  minta ampun kepada Tuhan atas segala dosa-dosanya. Pada tanggal 28 Mei 2009 ia datang lagi ke KPPI untuk kedua kalinya.  Beberapa hari setelah KPPI ia perubahan. Ia mulai bisa berjalan. Puji Tuhan. Ia bisa berjalan setelah 2 bulan mengalami lumpuh. Tuhan telah menyembuhkannya.

Ia sangat berterima kasih kepada Tuhan Yesus yang telah mengangkat penyakitnya dan mengampuni dosa-dosanya. Ia percaya Tuhan Yesus masih bekerja dalam hidupnya. Ia rindu melayani Tuhan.

 

Bibirku bersorak-sorai sementara menyanyikan mazmur bagi-Mu,juga jiwaku yang telah Kaubebaskan.  (Mazmur 71:23)

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *