KPPI (Kebaktian Pujian Penyembuhan Ilahi) secara online kembali berlangsung pada hari Kamis, 16 Juli 2020 melalui program Live Streaming di Facebook dan You Tube.

Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Jacob B. Sumbayak, diambil dari Lukas 5: 1-11 tentang Penjala ikan menjadi penjala manusia

Ketaatan Petrus pada Perkataan Yesus Menghasilkan Mujizat

Peristiwa ini terjadi di pantai Danau Genesaret, ketika nelayan-nelayannya telah turun dari perahu dan sedang membasuh jalanya. Pada umumnya nelayan melaut di malam hari, jadi diperkirakan ini waktunya pagi hari menjelang siang.
Lalu Yesus naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
Setelah selesai mengajar, Yesus berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”

Yesus melakukan mujizat ketika memanggil Petrus untuk menjadi murid. Yesus meminta Simon pergi ke tempat yang dalam dan menebarkan jalanya untuk menangkap ikan.
Petrus adalah nelayan yang handal, dia tahu waktu untuk menangkap ikan yang bagus adalah malam hari. Kalau siang hari akan sulit karena ikan-ikan bisa melihat jala yang ditebarkan nelayan dan bubar, tetapi kalau malam hari akan lebih mudah menjala karena ikan-ikan tidak melihat jala yang ditebar. Inilah yang biasa dilakukan oleh seorang nelayan yang professional, melaut pada malam hari, bukan siang hari.
Tapi kali ini waktunya pagi menjelang siang, dan Yesus menyuruh Petrus menebarkan jala. Petrus yang berpengalaman menjala ikan menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”

Dapat dibayangkan kalau menjala ikan pada malam hari saja tidak berhasil menangkap apa-apa, apalagi pagi menjelang siang, akan makin kecil kemungkinannya. Namun karena Guru yang mengatakannya, maka Simon Petrus mengerjakannya, mengambil action karena dia percaya kepada Yesus dan ternyata mujizat terjadi.
Perahu nelayan pada zaman itu diperkirakan berukuran panjang 7 meter dan lebar 2 meter, biasanya dengan awak sekitar 5 orang, 4 orang mendayung di sisi kiri dan kanan, dan 1 orang memimpin kemudi. Daya tampung perahu kalau penuh, dapat memuat sampai 13 penumpang atau kalau diisi ikan menampung sekitar ½ ton ikan tangkapan.
Dan setelah mereka melakukan apa yang Yesus katakan, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam
Jadi kira-kira mereka mendapatkan ikan sebanyak kira-kira 1 ton. Ini mujizat yang luar biasa yang Yesus lakukan. Dari tidak ada ikan satupun sepanjang malam, paginya mendapat ikan sebanyak 1 ton.
Melihat hal ini, Simon Petrus sangat takjub, dia nelayan professional, jadi dia tahu persis ini adalah mujizat. Maka iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa”.

Yesus Memanggil Petrus, Penjala Ikan Menjadi Penjala Manusia

Ketika Yesus hadir, mujizatnya terjadi, hadirat Allah itu hadir ditengah-tengah kita maka sesuatu hal dapat terjadi bagi kita dan itu yang dirasakan oleh Petrus. Karena Petrus dapat merasakan kehadiran Tuhan, mujizatNya itu membuat dia dapat melihat betapa besarnya Tuhan, betapa kudusnya Tuhan, betapa sucinya Tuhan dan dia dapat melihat betapa berdosanya dia dibandingkan dengan kebesaran Tuhan yang luar biasa.
Petrus dapat melihat dibalik semua mujizat menangkap ikan yang 1 ton ini, dia melihat kehadiran Yesus, hadiratNya dan kuasaNya, membuat Petrus merasa tidak layak untuk dekat dengan Yesus. Ini adalah suatu perasaan yang dirasakan oleh seorang yang merasakan kehadiran Tuhan. Kita merasa Tuhan begitu besar dan kita begitu kecil, Tuhan begitu kudus dan kita begitu najis, Tuhan begitu berkuasa dan kita tidak ada apa-apanya, Tuhan begitu besar dan sesungguhnya kita tidak layak dihadapan Tuhan.
Mungkin ini juga yang kita rasakan, ketika kita ada dalam kuasa Tuhan, ketika kita tahu bahwa ada Tuhan ditengah-tengah kita, ada Tuhan yang bisa menyenter dan dapat membuka segala sesuatu rahasia dalam hidup kita, ada Tuhan yang Maha Kuasa.
Pada hari ini kita juga bisa berkata seperti Petrus,” aku tidak layak bagiMu, aku terlalu banyak dosa, aku terlalu banyak menyakiti hatiMu, terlalu banyak membuat kesalahan, melakukan dosa ini dan itu.

Dengarkan apa yang dikatakan Yesus kepada Petrus “Jangan takut”. Mungkin kita merasa tidak layak, kita merasa berdosa, kita telah banyak melakukan pencarian tentang Tuhan dan kita merasa semakin tidak pantas. Tetapi pada hari ini ketika kita bertemu dengan hadirat Tuhan, kalau kita merasakan Tuhan begitu besar dan kita begitu kecil, itu adalah anugerah.
Mengapa? Karena kita menyadari kesalahan kita. Untuk itu kita membutuhkan pengampunan, dan hanya Yesus yang dapat melakukannya. Hanya Yesus yang pernah naik ke kayu salib, menderita dan mati, mencurahkan darahNya untuk menebus dosa-dosa kita. Karena itu dengarkan kata Yesus, “Jangan takut”.
Ketika Petrus dipanggil Tuhan, Petrus bukan saja diampuni dan disucikan Tuhan, tetapi Yesus menjadikan Petrus penjala manusia. Dan Petrus mengikuti Yesus seumur hidupnya, 3 tahun lebih Petrus hidup bersama Yesus, dia mencintai Yesus sampai Yesus mati dikayu salib, sampai dia lihat Yesus dibangkitkan.

Firman Tuhan berkata di dalam Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Maukah kita saat ini percaya kepada Yesus? Maukah engkau berhenti dari segala pencarian mu dan engkau berhenti di dalam pengampunan Yesus Kristus? Biarlah kita tahu bahwa dosa kita diampuni oleh Tuhan, dengan darah-Nya yang kudus.

Bagi Saudara yang sakit, Firman Tuhan pada Yohanes 9:1-41, menceritakan Yesus menyembuhkan mata seorang yang buta sejak lahir. Yesus meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Orang buta ini percaya pada Yesus maka dia lakukan apa yang Yesus katakan, dan terjadilah mujizat, meleklah matanya.
Percayalah kepada Tuhan bahwa malam hari ini Tuhan Yesus akan sembuhkan saudara. Firman Tuhan pada Yesaya 53:5 memberikan jaminan bahwa oleh bilur-bilur Tuhan Yesus segala sakit penyakit disembuhkan. [EM/EM]

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *