Berikut adalah kesaksian mujizat kesembuhan seperti dikisahkan oleh Priskila Marini, yang disembuhkan dari sakit kanker usus.
Awalnya sekitar tahun 2001, saya ingat saat itu saya mengajak keluarga makan malam di luar. Saya ingat akhirnya kami memilih untuk makan mie waktu itu. Saat itu sudah mulai mengalami rasa sakit yang luar biasa seperti ditusuk-tusuk dalam perut saya. Sesudahnya saya sudah siap berangkat bekerja. Tapi di tengah perjalanan menuju tempat bekerja, rasa sakit pada perut saya tidak tertahankan sampai mau pingsan rasanya. Akhirnya saya memutuskan pulang kembali ke rumah.
Karena sakit pada perut saya, tubuh saya lemas dan saya tidak bisa melakukan kegiatan apapun. Saya hanya bisa terbaring kesakitan. Orang tua saya menyangka saya sakit turun berok dan memanggil tukang urut. Tetapi tidak ada perubahan. Perut saya terasa sangat sakit tapi saya tidak buang-buang air. Saya berobat ke Puskemas namun tidak ada perubahan. Akhirnya, saya diajak tante ke dokter kebidanan untuk melakukan pemeriksaan bagian dalam perut.
Setelah dilakukan pemeriksaan USG maka nampak bahwa usus pencernaan saya sudah hancur dan terlihat ada benjolan-benjolah di sekitar usus, bahkan sudah menjalar kemana-mana. Dokter internis yang menangani saya juga terperanjat mengapa bisa begitu buruk kondisinya. Bahkan setelah melakukan test patologi maka hasilnya menyatakan bahwa saya terkena kanker usus stadium akhir.
Rasa sakitnya tidak juga kunjung membaik. Saya terus melakukan pemeriksaan. Dokter internis yang menangani saya adalah seorang profesor. Ia mengatakan kondisi saya memburuk dan saya tidak mungkin disembuhkan lagi. Ia memperkirakan usia saya tinggal 2 bulan saja, jika melihat kondisi saya yang begitu buruk. Karena dia juga seorang Kristen maka ia menganjurkan untuk saya pergi saja ke kebaktian seperti KKR untuk saya didoakan agar menerima mujizat. Saat itu saya tetap harus kontrol dokter tiga kali seminggu.
Setiap kali rasa sakit datang, saya benar-benar sangat menderita. Saya merasa seperti disiksa karena sakit yang begitu luar biasa. Perut saya sangat sakit tetapi juga sekaligus sangat lapar. Tapi saya takut sekali untuk makan. Karena setiap kali saya mencoba makan maka seperti ada penolakan dari usus yang membuat saya mual sekali dan akhirnya muntah. Tidak ada makanan yang bisa ditelan.
Saya tidak dapat melakukan apa-apa. Saya hanya bisa terbaring tidak berdaya di kasur. Saya menjadi sangat kurus. Di samping kasur disediakan piring kaleng dengan sedikit nasi dicampur air. Karena saya terlalu lemah saya hanya bisa menyeret diri saya jika hendak melangkah ke mana yang saya ingini. Saya tinggal bersama nenek dan tentu tidak bisa meminta tolong kepadanya. Bahkan saya tidak punya kekuatan untuk mandi sekalipun. Akibatnya tubuh saya sangat bau waktu itu. Kadang saya bertanya kepada diri saya sendiri apakah masih ada harapan untuk hidup. Tapi saya mencoba tetap kuat dan terus berdoa minta pengampunan Tuhan atas segala dosa saya.
Hingga pada suatu hari seorang hamba Tuhan datang mendoakan saya dan mengajak saya ke KPPI pada bulan April 2001. Puji Tuhan mujizat kesembuhan terjadi. Setelah dua kali saya datang maka sepulang dari KPPI saya merasa sehat. Sehari setelah saya hadir di KPPI saya memeriksakan diri ke dokter karena memang merupakan jadwal kontrol saya. Saya juga menjalani pemeriksaan USG. Hasilnya sangat mengejutkan, bahkan dokter juga terheran-heran karenanya. Hasil pemeriksaan USG memperlihatkan semua benjolan yang sebelumnya ada hilang sama sekali, usus saya juga tidak ada kerusakan lagi. Ajaib, puji Tuhan. Saya telah disembuhkan.
Empat belas tahun kemudian, saya kembali melakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 21 April 2015 dan terlihat bahwa usus saya sudah normal seperti digantikan dengan usus yang baru. Haleluya, Tuhan Yesus sungguh ajaib ! Saya telah disembuhkan secara total. Puji Tuhan.