Antero Santos tinggal di Dili, Timor Leste.

Pada tanggal 10 Desember 2019, saat dia baru bangun tidur pada pagi hari dan sedang berdiri di dekat tempat tidurnya, tiba-tiba dada kirinya seperti ditusuk – tusuk pisau. Nafasnya setengah – setengah / sesak seperti mau putus. Kepalanya juga terasa sakit saat disentuh. Dia baru pertama kali merasakan sakit seperti ini. Dia jatuh dan segera dibawa ke salah satu rumah sakit yang ada di Dili.

Di rumah sakit, dia dibawa masuk ke ruang Unit Gawat Darurat (UGD). Tensinya 171/91. Dia diberikan oksigen untuk membantu pernapasannya. Dokter memberikan 3 jenis obat untuk menurunkan darah tinggi yang harus dia minum 4x sehari. Dia harus disiplin dan tidak boleh berhenti minum obat tersebut.       

Setiap hari, dia hanya bisa makan bubur (tanpa garam) dan minum air putih. Akibatnya, berat badannya turun secara drastis dari 86 kg menjadi 61 kg.

Setelah minum obat secara rutin selama 6 bulan, tidak ada perubahan yang terjadi. Setiap hari, napasnya tetap setengah-setengah / sesak napas. Bahkan, saat berbicara suaranya pun sangat pelan / tidak bisa kencang.

Kondisinya bertambah parah di mana setelah selesai makan, dia akan muntah.  Habis minum pun, muntah. Kepala nya pusing yang menyebabkan dia tidak bisa berdiri. Dia hanya dapat duduk dan berbaring di tempat tidur.

Semakin hari kondisinya semakin bertambah parah. Dia benar – benar putus asa. Sakit itu membuat dia sangat menderita sampai dia berpikir lebih baik jari tangannya dipotong daripada menahan rasa sakit seperti ini.

Pada 25 Desember 2019 terjadi serangan jantung yang ke 2 saat dia sedang menyiram tanaman di depan rumahnya. Dia merasa akan menemui ajal / meninggal. Nafas terasa berat. Kalau bernafas lama dan ditarik, rasanya napasnya seperti mau putus / berhenti. Matanya sudah tidak dapat melihat dengan jelas. Ujung tangan dan kakinya sudah dingin, berkeringat dan kaku. Pikiran mulai melayang.

Dia merasa sudah tiba saatnya untuk memberikan pesan-pesan terakhir buat saudara-saudara dan keluarganya. Keluarga sudah berkumpul. Mereka sedih dan menangis, terutama istri saya.

Melihat hal itu, dia berjuang dan berkata di dalam hatinya, “Saya harus kuat. Saya harus bertahan demi istri dan anak saya yang baru berumur 2 tahun. Saya tidak boleh egois. Saya harus bangkit melawan penyakit ini.”

Dia segera dibawa ke rumah sakit. Dari gejala – gejala yang disampaikannya kepada dokter, maka dokter memintanya untuk segera dilakukan rontgen pada bagian dadanya (thorax). Dari hasil rontgen, dia disarankan ke bagian kardiologi. Disini dia menjalani EKG dan USG pada jantung (echocardiografi). Ternyata, dia mengalami pembengkakan jantung yang mengakibatkan kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuhnya menjadi lemah. Pembengkakan jantung yang dialaminya dipicu oleh darah tinggi. Dokter menyarankan kepadanya untuk banyak istirahat dan tidak boleh kerja berat.  Jam tidur dijaga, dalam arti dia tidak boleh tidur lebih dari 6 jam sehari karena dapat meningkatkan risiko medis dan tidak baik untuk jantung.

Serangan jantung ke 3 dialaminya pada Januari 2020 ketika dia duduk di rumahnya dan sedang main HP.

Dalam keadaan setengah sadar, dia ingat anak, istri dan keluarganya yang akan ditinggalkannya. Dia sangat takut. Dengan sisa tenaga yang tersisa, dia ucapkan dengan tidak henti – hentinya, “Darah Kudus Yesus, Tubuh Kudus Yesus.” Dia ucapkan berkali – kali sampai dia tidak sadarkan diri.

Seperti mimpi, dia melihat sosok yang nyata. Benar-benar nyata. Bukan gambar. Di depannya berdiri seseorang memakai jubah putih dan dari dadanya keluar cahaya berwarna merah dan biru pucat. Wajah-Nya berkilau seperti matahari. Dia yakin itu adalah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus berkata kepadanya, ”Jangan kamu simpan di bingkai saja, tetapi didalam hati kamu.” Dia terbangun dan sadar, lalu berdoa.

Setelah mimpi itu, kondisinya mulai mengalami perubahan. Sudah mulai ada tenaga.

Dia terus berdoa dan datang beribadah kepada Tuhan Yesus.

Kira – kira satu minggu setelah dia bermimpi, yaitu pada bulan Juni 2020, saat dia sedang buka-buka Facebook, dia melihat Facebook KPPI (Kebaktian Pujian & Penyembuhan Ilahi) Yesus Penyembuh. Dia mengirim permohonan doa dan memberikan nomor telponnya.

Seorang hamba Tuhan dari tim doa menghubungi dia dan mendoakannya. Pada saat itu juga, dia mengalami kesembuhan total.

Sekarang, dia sudah dapat beraktivitas normal.  Dia bisa melompat – lompat, lari – lari dan push up. Bahkan, dia sudah bisa menggendong anaknya yang sebelumnya tidak bisa dilakukannya.

Tuhan Yesus sudah menyembuhkannya. Tuhan Yesus maha besar.

Sembuhkanlah aku, ya Tuhan, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah kepujianku ! (Yeremia 17 : 14)

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *