KPPI (Kebaktian Pujian dan Penyembuhan Ilahi) secara online kembali berlangsung pada hari Kamis, 24 September 2020 melalui program Live Streaming di Facebook, YouTube dan Instagram.
Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Jacob B. Sumbayak, diambil dari Lukas 9: 51-56 tentang Yesus dan orang Samaria.
Lukas 9: 51-56
9:51 Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem,
9:52 dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
9:53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.
9:54 Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?”
9:55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.
9:56 Lalu mereka pergi ke desa yang lain.
Orang Samaria Menolak Yesus
Pada waktu itu Yesus akan melakukan perjalanan ke Yerusalem. Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Yesus.
Maka, seperti pada ayat 54, Yakobus dan Yohanes begitu marah karena orang Samaria di desa ini menolak untuk Yesus datang ke desa itu, karena mereka tahu Yesus mau ke Yerusalem. Memang orang Yahudi dan orang Samaria bermusuhan sudah ratusan tahun. Mereka sama-sama menyembah Allah Yakub, sama-sama percaya Abraham dan Musa, tetapi mereka bertengkar untuk hal-hal tertentu, dan betul-betul bermusuhan.
Hal ini membuat Yakobus dan Yohanes betul-betul marah, sampai mereka merasa bahwa orang Samaria ini harus dihukum. Mereka mengusulkan kepada Yesus supaya mereka memanggil api turun dari langit untuk membakar desa itu. Mungkin mereka teringat bahwa Elia pernah meminta api turun dari langit dan membakar persembahannya, maka mereka meminta kepada Yesus supaya diizinkan untuk meminta api turun dari langit dan membakar orang-orang Samaria.
Yesus bukannya tidak bisa menurunkan api dari langit seperti Elia lakukan dan bahkan mungkin murid-murid-Nya bukannya tidak bisa, karena Yesus adalah Anak Allah yang berkuasa. Ketika ada badai di danau, Yesus cukup berkata: “diam, tenanglah!” maka angin reda dan danau menjadi teduh sekali. Ketika Yesus mau ditangkap untuk disalibkan, Yesus hanya berkata: “Akulah Dia” saja orang-orang yang mau menangkap Dia jatuh terjengkang. Itulah Yesus yang penuh kuasa.
Yohanes dan Yakobus, dua bersaudara murid Yesus yang oleh Yesus disebut anak-anak guruh (Markus 3:17), memang temperamental, keras dan kasar. Mereka tidak takut apa-apa, sangat pemberani, tetapi juga temperamental, sehingga Yesus menamakan kedua orang ini anak-anak guruh (the son of thunders), karena kelakuan mereka yang sangat impulsif.
Tetapi apa respon Yesus ketika kedua murid-Nya ini marah dan ingin membakar orang Samaria ini?
Yesus Datang Bukan untuk Membinasakan tapi Menyelamatkan
Pada ayat 55, Firman Tuhan berkata: “Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka”. Jadi usulan dua orang murid ini bukannya disetujui untuk menurunkan api, tetapi ditegur oleh Yesus. Karena mereka benar-benar tidak tahu roh yang seperti apa yang menguasai mereka sehingga membuat mereka begitu marah.
Yesus sebetulnya mau berkata seperti ini kepada mereka: “Aku datang bukan untuk menghancurkan manusia, bukan untuk membasmi manusia, bukan untuk membunuh manusia, atau untuk membakar manusia, tetapi Aku datang untuk menyelamatkan mereka.”
Itulah Yesus yang penuh kasih. Pada akhirnya kedua murid yang keras dan kasar ini diubahkan Tuhan menjadi penuh kasih. Kenapa? karena Tuhan adalah kasih, dan Yesus menunjukkan Allah yang Pengasih itu dengan Dia sendiri menunjukkan kasih. Yakobus akhirnya menjadi rasul, murid Yesus yang pertama mati martir karena mengasihi Yesus.
Sedangkan Yohanes adalah murid yang sangat dikasihi Tuhan, dialah yang menulis surat Yohanes. Kalau kita baca maka surat-suratnya berisi tentang kasih. Bahkan, dia berani mengatakan kasih terhadap saudara itu, terhadap orang lain, adalah sebagai tanda hidup yang baru.
Yesus, Allah yang Penuh Kasih
Yesus memang Anak Allah, yang mengajarkan kasih, karena Allah adalah kasih, dan Yesus datang dari sorga untuk mengajarkan tentang kasih itu. Yesus tidak mengajarkan untuk kejahatan dibalas dengan kejahatan, Yesus tidak mengajarkan caci maki dibalas dengan caci maki (red: Roma 12: 17 dan 1 Petrus 3:9), tetapi Yesus justru mengajarkan kasih. Karena Allah adalah kasih, maka Yesus mengajarkan bahwa Allah itu bukan mau menghancurkan manusia, tetapi ingin menyelamatkan manusia. Itulah yang Yesus ajarkan.
Matius 5: 43-44, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”.
Yesus mengajarkan untuk mengasihi orang lain, bukan hanya mengasihi orang yang kita kasihi. Yesus berkata pada Matius 5: 46-47, “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?” Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?”
Yesus mengajarkan juga untuk mengasihi orang yang membenci kita. Yesus juga mempraktekkan kasih itu, sehingga Dia sekalipun ditolak oleh orang Samaria, Yesus tidak membalasnya. Itulah Yesus Kristus, Mesias, Anak Allah yang telah turun dari sorga, yang mengajarkan kasih.
Yesus datang untuk menebus orang-orang berdosa. Yesus datang mau mengampuni kita. Yesus itu real dan kalau kita percaya kepada-Nya, maka kita akan merasakan kasih, sehingga kita bisa mengasihi diri kita sendiri, sehingga tidak membenci diri kita sendiri, dan tidak ingin membunuh diri kita sendiri, bahkan bisa mengasihi orang lain.
Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Dia datang karena Dia mengasihi kita. Dia datang karena Dia tahu tidak ada yang sanggup membayar hutang-hutang dosanya, dan semua manusia telah berbuat dosa, dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Dia mau mati untuk kita di kayu salib. Yesus adalah perwujudan kasih Allah, dan Dia praktekkan kasih itu. Ketika Dia digantung di kayu salib, kepada orang-orang yang menyalibkan Dia, apakah Dia membalasnya? Apakah Dia menghanguskan semua orang yang ingin menggantung Dia di kayu salib? Tidak.
Firman Tuhan Lukas 23: 34 menceritakan Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.
Sementara yang menyalibkan Dia membuang undi, siapa yang akan mendapat pakaian Yesus, Dia berdoa kepada Bapa di sorga supaya mereka diampuni.
Kita sudah terlalu berat dengan dosa-dosa kita. Mungkin ada di antara kita yang mau mengakhiri hidup kita karena sudah merasa begitu berat hidupnya, dan merasa sial lahir di muka bumi ini. Tapi Yesus mengasihi kita, Dia datang untuk mengampuni, menyelamatkan dan memberikan kita hidup kekal, sehingga kita dapat merasakan betapa beruntung lahir dan dikasihi Allah.
Maukah kita percaya kepadaNya? Kitalah orang yang ditunggu Tuhan untuk percaya kepadaNya.
Oleh Bilur-bilur Yesus Kita Menjadi Sembuh
Yes 53:5 “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh”.
Yesus tidak saja menanggung dosa kita dan menyelamatkan melalui kematian-Nya di kayu salib, tapi juga oleh bilur-bilur-Nya kita disembuhkan. Yesus mengetahui betapa menderitanya kita kalau sakit, karena itu Firman Tuhan ini berkata bahwa oleh bilur-bilur-Nya kita sembuh, asal kita percaya.
Percayalah pada Yesus, 2000 tahun lalu Yesus menyembuhkan orang kusta, bisu, buta, lumpuh bahkan membangkitkan orang mati. Yesus dapat menyembuhkan Saudara. [EM/EM]