KPPI (Kebaktian Pujian dan Penyembuhan Ilahi) secara online kembali berlangsung pada hari Kamis, 1-Oktober-2020 melalui program Live Streaming di Facebook, YouTube dan Instagram.
Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Jacob B. Sumbayak, diambil dari Matius 14:22-33 tentang Yesus berjalan di atas air.
Yesus Berjalan di Atas Air Bersama Petrus
Firman Tuhan yang kita baca di atas menceritakan Tuhan Yesus menyuruh orang banyak pulang. Siapa orang banyak ini? Mereka adalah 5000 orang laki-laki, belum termasuk perempuan dan anak-anak, yang baru mengalami mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus.
Setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Dia menyuruh murid-murid-Nya naik perahu ke seberang dan Yesus sendirian di atas bukit untuk berdoa.
Lalu pada ayat 24-27 dikatakan: “Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”
Kita bisa bayangkan kondisinya. Murid-murid telah berjam-jam di atas perahu dan sudah ada di tengah-tengah danau dan barangkali daratan sudah tidak kelihatan lagi. Kita misalkan mereka berangkat jam 8 malam, maka sudah selama 7 jam mendayung perahu melawan angin sakal. Lalu tiba-tiba jam 3 malam mereka melihat orang datang berjalan di atas air. Bagaimana situasi yang dihadapi murid-murid ini? Mungkin mereka menjadi syok, sehingga bukannya senang tetapi malah ketakutan dan berpikir bahwa yang datang hantu. Maka mereka berteriak ketakukan: “Itu hantu”.
Kalau kita ada di tengah laut pada malam hari dan sudah berjam-jam, lalu datang orang berjalan di atas air, mungkin kita juga berpikir bahwa itu hantu.
Ayat 27: Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut. Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.”
Permintaan Petrus ini luar biasa. Ketika dia tahu itu Tuhan, dia lepas dari rasa takut, lalu dia meminta sesuatu yang luar biasa. Dia katakan: “apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu.” Dia inginkan mujizat itu juga terjadi atasnya. Ini pengalaman supranatural, ini merupakan mukjizat bagi Petrus, ia berjalan di atas air. Petrus rindu mengalami mukjizat karena itu dia berseru dan bisa jadi Petrus juga ingin memastikan bahwa itu Yesus.
Lalu kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Ini mujizat, hanya karena perkataan Yesus “Datanglah!” dan Petrus percaya, maka dia berjalan di atas air bersama Yesus.
Namun ketika Petrus merasakan tiupan angin (ayat 30), ini bukan angin yang sepoi-sepoi biasa, tapi angin sakal yang keras dan bergemuruh, maka mulailah dia takut dan karena dia takut dia mulai tenggelam. Tetapi dalam kondisi mulai tenggelam, Petrus tidak lupa untuk berteriak “Tuhan, tolonglah aku”. Maka segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?”
“Sesungguhnya Engkau Anak Allah”
Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.”
Saudara bagaimana mereka tidak merasa takjub dan kepercayaan mereka semakin bertambah melihat mujizat ini? Mereka juga makin melihat bahwa Yesus adalah benar-benar Anak Allah, sehingga mereka menyembah Dia dalam perahu itu.
Mujizat ini mungkin sering kali kita jumpai dalam hidup kita. Seringkali Tuhan menemui kita dengan cara mujizat, tidak lazim seperti Petrus ini. Ditemui Tuhan di tengah danau dalam kondisi angin sakal. Ini mujizat. Hal ini bisa terjadi pada kita, Tuhan menemui kita dengan cara mendadak dan tidak lazim.
Banyak kesaksian Tuhan menemui seseorang dengan mujizat. Seperti Petrus juga. Petrus tidak menyangka bahwa kehadiran Allah begitu sangat luar biasa dan Petrus berkata “jika Engkau itu maka suruhlah aku datang” dan Tuhan mengizinkannya. Yesus ingin orang yang percaya padanya mengalami mujizat.
“Jika Engkau Tuhan, tolonglah aku”
Bisa saja Tuhan datang pada kita dengan cara supranatural, dan mungkin kita juga terkejut dan tidak menyangka itu Tuhan. Kalau Tuhan menemui kita pada saat ini, maka mari kita berseru: “Tuhan kalau Engkau itu, maka Tuhan tolonglah saya, selamatkan saya.”
Mungkin Saudara pernah mendengar pengalaman orang yang betul-betul mau tertabrak mobil, lalu berseru kepada Tuhan dan Tuhan menolong sehingga dia tidak celaka. Mungkin saat ini ketika Saudara mendengar Firman Tuhan ini, Saudara merasa bahwa Tuhan hadir, berserulah kepada Tuhan dan percayalah, maka Tuhan akan menolong Saudara.
Mengapa kita harus percaya kepada Yesus? Karena siapa yang dapat memberikan makan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ikan? Siapa yang dapat berjalan di atas air dan menghentikan badai? Hanya Yesus, karena Yesus adalah Allah itu sendiri, yang turun ke dunia menjadi manusia.
Sama seperti murid-murid-Nya dimana mereka menyembah Dia dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Kalau kita percaya kepada Yesus kita tidak salah alamat karena kita percaya kepada seorang Anak Allah. Percayalah kepada-Nya maka Saudara akan diselamatkan, dan dosamu diampuni.
Yohanes 3:16 mengatakan: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Kalau kita percaya kepada Yesus maka kita akan diselamatkan, dosa-dosa kita diampuni, dibayar oleh darah-Nya yang kudus. Karena kita tidak dapat membayar hutang dosa-dosa kita sendiri. Itulah sebabnya Yesus turun ke dunia menjadi manusia, dan mau mati bagi kita.
Bagi kita yang percaya kepada Yesus maka sangat sukacita sekali karena kita telah diselamatkan. Firman Tuhan dalam Galatia 3:26 mengatakan: “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.” Kalau kita diselamatkan maka kita adalah anak-anak Allah.
”Oleh Bilur-bilur-Nya Kita Menjadi Sembuh”
Yesaya 53:5 “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.”
Firman Tuhan berkata bahwa oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh. Tumpangkan tangan pada bagian tubuh kita yang sakit, kalau sakit pada jantung maka tumpangkan tangan di dada, kalau sakit Covid-19 maka kita tumpangkan tangan juga di dada kita, kalau kita sakit pada bagian apa pun kita, tumpangkan tangan pada bagian yang sakit. Percayalah mujizat kesembuhan terjadi pada Saudara. [EM/EM]