Saya adalah seorang Taruna Semester II di STIP (Sekolah Tinggi IlmuPelayaran) didaerah Cilincing,Tanjung Priok. Selama masa pendidikan ini, saya tinggal di asrama.Pada hari Rabu, tanggal 24 Maret 2004, selesai daftar ulang di kampus, saya pulang kerumah didaerah Bekasi. Saat itu saya naik bis metromini.
Tiba-tiba, metromini yang saya tumpangi menabrak mobil container yang sedang melaju di bahu jalan, sehingga metromini yang saya tumpangi terguling guling sebanyak 4x. Akhirnya, Metromini itu berhenti berguling dalam keadaan terbalik.
Saat itu, kepala saya tertindih atap mobil, sedangkan mata kanan saya terkena serpihan kaca jendela yang hancur. Seluruh tubuhsaya luka dan berlumuran darah. Dalam kecelakaan itu, 6 orang meninggal dunia. Sedangkan, penumpang yang terluka segera dibawa warga ke klinik di daerah Bekasi.Di Klinik ini,semua luka-luka saya dibersihkan.
Tetapi, klinik ini tidak dapat mengobatimata kanan dan kepala saya, karena peralatan yang tidak lengkap. Akhirnya, saat itu juga, saya dipindahkan ke sebuah RS di Bekasi. Di rumah sakit ini,kepala saya dijahit sebanyak 11 jahitan dan mata saya dioperasi untuk mengeluarkanserpihan kaca yang masuk ke dalam mata saya. Saya menjalani rawat inap selama 3 hari dalam keadaan tidak sadarkan diri. Pada hari Sabtu, ketika saya sudah sadarkan diri,saya tetap tidak dapat melihat dengan jelas (kabur), Saya bertanya pada dokter, tetapi dokter berkata bahwa mata saya tidak apa-apa.
Pada hari Minggu siang, saya disarankan oleh saudara saya agar dipindahkan ke sebuah rumah sakit di Jakarta Pusat. Di RS ini, saya dirawat selama 10 hari dan menjalani pemeriksaan Neurologi, yaitu pemeriksaan syaraf mata dan kepala dan pemeriksaan mata kanan oleh seorang dokter spesialis mata. Ternyata, saya dapat melihat benda-benda, tetapi saya tidak dapat melihat tulisan.Dokter memberi vitamin mata berupa tablet juga obat tetes mata untuk dipakai selama 1 bulan. Setelah 10 hari dirawat di RS, saya pulang ke asrama.
Selama mengikuti perkuliahan, mata kanan saya terasa sangat mengganggu, karena tidak dapat melihat tulisan dengan baik. Demikian juga, saat praktek di laboratorium.
Contoh : saya tidak dapat melihat dengan jelas tulisan kecil di peta atau penjelasan-penjelasanyang ada di peta. Saya juga tidak dapat membaca tulisan dosen di papan tulis. Pada bulan Mei 2004, saya memeriksakan mata saya ke sebuah RS spesialismata. Dokter spesialis mata mengatakan, bahwa ada luka permanen pada kornea dan retina mata saya dan luka itu sudah mengering, sehingga penglihatan saya tidak dapat normal kembali. Dokter menganjurkan untuk tanam lensa pada mata kanan saya, karena mata saya tidak dapat normal lagi. Saya tidak mau, karena saya takut akan semakin parah.
Pada tanggal 10 Juni 2004, saya datang ke KPPI. Sebelumnya, saya sudah pernah menghadiri acara KPPI, karena saya seorang murid HMC (Healing Ministry Course). Saya datang dengan hati yang penuh sukacita.
Saya berangkat dengan beberapa teman saya yang juga murid HMC. Pada saat lagu penyembahan, “He Touched me, Oo…….touched me…….. berdoa dengan khusuk untuk meminta kesembuhan pada Tuhan Yesus Kristus. Ketika lagu penyembahan tersebut masih terus dinyanyikan, saya merasa ada seseorang yang lewat di depan saya. Tetapi, ketika saya membuka mata saya, ternyata tidak ada seorangpun yang lewat.
Saya melanjutkan berdoa dan bayangan itupun lewat kembali didepan saya hingga 2 kali berturut-turut. Ketika bayangan itu lewat terakhir kalinya (saya tidak bisa memastikan apakah itu Tuhan Yesus, karena bayangan itu cepat sekali berlalu.Tetapi, saya percaya bahwa itu adalah Roh Kudus), saya merasa bayangan itu berdiri didepan saya sekitar 2 menit. Tetapi, kali ini saya membiarkannya saja, karena saya merasa mungkin itu pikiran saya saja.
Namun ketika saya membuka mata, tidak berapa lama saya merasakan suatu kehangatan di mata saya dan ketika saya mencoba membaca Alkitab yang biasanya tidak terbaca, ternyata saya bisa membaca tulisan yang terdapat di Alkitab. Saya juga dapat membaca tulisan yang terdapat di spanduk KPPI yang ada di panggung, walaupun saat itu saya duduk di balkon yang jaraknya cukup jauh dari panggung.
Saya sangat takjub. Seketika itu juga, saya mengucap syukur. Air mata saya mengalir, karena kesembuhan yang saya terima dari Tuhan. Sampai dengan hari ini, kesembuhan itu masih terus berlangsung. Saya dapat mengikuti kuliah dengan baik dan berolah raga dengan baik. Saya sangat senang. Oleh karenanya,saya akan menjadi murid yang setia.
Puji Tuhan…. Haleluya.