(KPPI 13 Maret 2015) Tuhan memang tidak pernah berubah, dahulu sekarang dan sampai selama-lamanya. Sebab Ia selalu mengingat manusia yang diciptakan-Nya. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Demikianlah Tuhan membawa mereka yang sakit, berbeban berat dan membutuhkan pertolongan hadir pada Kebaktian Pujian dan Penyembuhan Ilahi pada Kamis, 12 Maret 2015.
Dipimpin oleh Pdt. Philipus S Kusuma, semua jemaat dibawa untuk memuji Tuhan. Merasakan kehadiran Tuhan, dan memandang hanya kepada Dia yang berkuasa menolong semua yang hadir. Puji-pujian terus dinaikkan kepada Tuhan dan kasih Allah dicurahkan di tengah-tengah umat-Nya. Sekalipun sakit dan berbeban berat, tetapi jemaat dengan bersukacita datang kepada Tuhan.
Di Seluruh Dunia Roh Allah Bekerja
Di tengah-tengah puji-pujian, Pdt. Michico S membacakan kisah mujizat kesembuhan di kolam Betesda (Yoh 5:1-9). Bahwa seorang yang sudah lumpuh selama 38 tahun berbaring di serambi kolam Betesda disembuhkan oleh Tuhan. Firman Tuhan ini membangkitkan hati jemaat bahwa Tuhan pasti juga akan menyembuhkan mereka.
Dua buah film kesaksian juga diputarkan, tentang seorang ibu yang sembuh dari sakit kanker pada telinga yang menyebabkan ia tidak dapat mendengar selama lebih dari 30 tahun, dan juga kisah seorang ibu yang disembuhkan 10 tahun yang laku dari penyakit flek pada paru-paru dan paru-paru yang pecah.
Sungguh Roh Allah sedang bekerja, seperti lagu yang dinyanyikan oleh seluruh jemaat saat itu bahwa di seluruh dunia Roh Allah bekerja, tentang kemuliaan Tuhan, seperti air menutup lautan. Pdt. Philipus S Kusuma mengajak semua jemaat untuk terus berharap kepada Tuhan Yesus yang telah mati di kayu salib memikul segala dosa dan sakit penyakit manusia.
Marilah Kepada-Ku yang Letih Lesu dan Berbeban Berat
Tiada beban yang berat di dalam Tuhan…
Gunung yang sangat tinggi dihalaukan-Nya…
Badai hidup yang besar diredakan-Nya…
Hati yang hancur luluh dihiburkan-Nya…
Demikian seluruh jemaat bernyanyi sambil memandang kepada Tuhan Yesus. Firman Tuhan pun diberitakan oleh Pdt. Jacob Sumbayak. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” Matius 11:28-30
Pdt Jacob Sumbayak menaikkan doa, “Siapakah yang sanggup menghadapi hidup dengan penuh tekanan dan kuasa kegelapan menekan? Kadang kami menjadi letih kadangkala seruan kami berhenti di tenggorokan kami, jawablah kami Tuhan. Bukan dengan kemegahan dan kuasa Engkau datang tetapi Engkau datang sebagai anak yang lahir di kandang domba yang hina.” Demikianlah gambaran manusia sesungguhnya yang sering kali hidup di dalam tekanan, tetapi Tuhan Yesus datang untuk melepaskan manusia. Seluruh jemaat dibawa untuk memandang kepada Yesus dan segala kebesaran-Nya.
“Tuhan yang baik itu naik ke kayu salib, terpaku di salib, disamakan seperti penjahat yang pantas dihukum mati di kanan dan kiri-Nya karena kejahatan. Tidak ada dosa sedikit pun tetapi Dia tergantung di kayu salib menggantikan aku, membayar dosaku. Tidak sanggup aku membayar hutang dosaku. Tetapi syukur kepada Allahku yang naik ke kayu salib, darah-Mu tercurah di kayu salib membebaskan aku. Terpujilah Tuhan, haleluya! Seluruh jemaat pun memuji Tuhan karena kebaikan-Nya,”Bagi-Mu ya Tuhan….segala pujian,” demikian semua mengangkat tangan kepada Tuhan.
Pikullah Kuk yang Ku Pasang
Dalam Firman Tuhan yang disampaikan, Pdt. Jacob Sumbayak juga mengajarkan tentang kuk yang tertera pada Mat 11: 29-30. Sebagai gambaran kuk maka Pdt. Jacob Sumbayak memberikan contoh bagaimana di pedesaan, sapi atau lembu membajak sawah dengan sebuah kayu yang dipasang di leher dan menghubungkan kedua buah hewan tersebut. “Kuk yang dimaksud di sini adalah 2 kuk yang dipasang pada 2 ekor sapi untuk melakukan pekerjaan dengan saling mendukung. Kenapa Tuhan mengatakan pikullah kuk yang Ku pasang? Sering di beberapa belahan dunia, untuk melatih lembu yang muda maka dipasangkan lembu senior. Maka lembu yang baru belajar ditaruh di sebelah kanan supaya dapat melakukan tugas membajak sawah dengan dibimbing oleh lembu senior. Sehingga pekerjaan menjadi tidak berat,” demikian Pdt. Jacob Sumbayak menjabarkan bagaimana perumpamaan ini sebenarnya tentang Tuhan dan manusia.
Tuhan itu mau ikut menanggung bukan dari jauh, tetapi Dia diibaratkan seperti lembu yang senior. Dia tidak jauh sehingga kita tidak merasa berat. Tuhan dari sorga sana tidak hanya memandang, tetapi Tuhan dekat.
Kesaksian Susan Sumbayak
Malam itu, sebelum menaikkan doa, Susan Sumbayak menyaksikan bagaimana Tuhan Yesus telah sering kali menolong dan menyembuhkannya. Susan Sumbayak mendapatkan mujizat kesembuhan dari jantung bocor dan kedua lengannyanya yang sakit.
“Jangan pernah berhenti berharap pada Tuhan, percaya pada Tuhan. Jangan takut, ketika kita percaya dan iklas sepenuhnya, Tuhan akan bekerja.Tuhan sanggup lakukan perkara gagah perkasa, saya juga berdoa sama seperti saudara, Tuhan tidak pernah berubah,” demikian Susan Sumbayak mengajak semua jemaat untuk tetap percaya dan doa kesembuhan pun dinaikkan.
Tuhan Yesus tidak pernah berubah, banyak mujizat pun terjadi pada KPPI di bulan Maret ini. Beberapa kesembuhan yang terjadi, mereka yang disembuhkan pun bersaksi bagaimana Tuhan telah menyembuhkan mereka dari penyakit asam urat, benjolan di payudara, radang sendi, sakit pinggang, syaraf mata yang tertutup, jantung bocor, telinga yang tidak mendengar, gagal ginjal, ada cairan di otak dan masih banyak lagi.
Terpujilah Tuhan!
Mereka yang letih lesu dan berbeban berat telah mendapat kelegaan.
Sembuh dari sakit benjolan di payudara.
Sembuh dari sakit radang sendi.
Sembuh dari sakit benjolan hilang.